KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa daerah di Indonesia, Juni ini akan mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ada banyak orang khawatir pembukaan PSBB akan membuat kasus pandemik Covid-19 kembali meledak. Apalah memang sudah waktunya dibuka? Apakah kita sudah bisa optimistis perekonomian akan kembali berjalan dalam kenormalan baru nanti? Berikut ini wawancara Edbert Suryajaya Senior Investment Analyst Infovesta Utama beberapa waktu lalu Bagaimana Anda melihat PSBB yang mungkin akan segera berakhir dalam beberapa hari mendatang? Apakah PSBB bisa dikatakan berhasil dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian akan seperti apa?
Kalau tadi dikatakan PSBB berhasil saya tidak bisa ngomong seperti itu. Kita kan tidak bicara dari sisi ekonomi tapi dari sisi medis juga. Apakah kita bisa mengerem penyebaran virus? Selama social distancing harusnya bisa sedikit direm, tapi kan kasus yang terjadi di Indonesia kan terus meningkat. Jadi tingkat keberhasilannya tidak bisa saya katakan baik atau tidak. Yang saya tahu, kebetulan saya dapat cerita dari teman saya di Malaysia, katanya Kuala Lumpur sempat mencoba buka untuk satu hari. Tapi setelah dibuka untuk satu hari itu, jumlah kasusnya tiba-tiba melonjak signifikan dan kemudian ditutup lagi. Virus ini kan sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya yang pasti, vaksin yang bisa diproduksi massal dan dipergunakan masyarakat luas. Artinya kan, virus itu masih ada di sana belum ada penyembuhannya, belum ada penangkalnya. Sehingga ketika PSBB dibuka tentu saja ada kekhawatiran jumlah kasus naik dan naiknya bisa signifikan, menurut saya masih terbuka. Jadi tidak bisa mengatakan begitu PSBB selesai, perekonomian akan kembali berjalan normal dan kemudian kasusnya tetap akan menurun. Ini saya rasa akan tetap jadi pertanyaan. Tapi saya cukup concern kalau kasus Covid-19 akan meledak setelah PSBB ini dibuka kembali. Memang ada contoh-contoh sukses, seperti setahu saya di New Zealand di mana, setelah dibuka sudah tidak ada kasus baru dalam 5 hari. Memang ada perbedaan
treatment dan
social distancing-nya di sana. Ya cukup disiplin dalam melakukan
social distancing. Sehingga pada waktu dibuka, masih bisa menjaga tidak ada kasus yang baru. Hal yang sedikit berbeda saya lihat di Indonesia, jujur saja saya katakan tingkat kedisiplinannya boleh dibilang agak kurang. Jadi ya memang kedisiplinan di masyarakat kita ini yang memang masih harus ditingkatkan, karena itu tadi virus ini belum ada obatnya, belum ada penangkalnya. Jadi untuk menyebar itu masih tetap terbuka. Jadi kemungkinan setelah PSBB dibuka dalam beberapa hari ke depan akan ditutup lagi atau bagaimana? Memang ini saya pribadi melihat ini dilema juga untuk regulator karena kalau tidak segera dibuka. Pada waktu pertama kali PSBB, saya membaca
statement beberapa pengusaha yang mengatakan mereka hanya bisa tahan sampai pertengahan tahun. Ini kan terkait dengan cadangan kas dan lain-lain. Kita juga sudah dengar per Bulan Mei ini sudah cukup banyak yang kelimpungan. Beberapa perusahaan yang cukup besar itu untuk bayar THR saja harus berutang. Ini memang menunjukkan ketahanan ekonominya masih lemah. Kalau misalnya penutupan ini dipaksa untuk diteruskan lagi, dampak ekonomi dan dampak sosial akan bisa timbul. Ini terjadi baik perusahaan BUMN maupun non BUMN apalagi kita bicara perusahaan yang sektornya terdampak perlambatan ekonomi, otomatis akan terkena. Untuk sektor manufaktur yang pabrik-pabrik terpaksa tutup, karena mungkin pabrik padat karya, mungkin 1-2 bulan masih bisa tahan. Kalau diperpanjang lagi sampai ½ tahun misalnya, tidak ada arus kas, mau menggaji dari mana karena tidak ada income.
Jadi istilahnya PSBB ini dibuka ini pasti ada pertimbangan ekonomi dan sosialnya juga. Semakin lama ditutup juga akan membuat PHK semakin banyak. Jadi kalau tadi ditanya apakah akan segera tutup kembali, terus terang saya tidak bisa jawab. Tentu saja harapannya tidak. Istilahnya kalau sudah dibuka terus ditutup kembali kan berarti sia-sia, sama saja bohong. Waktu dibuka pun, bukanya kan bertahap tidak langsung buka semua. Jadi harapannya tentu saja tidak. Tapi saya tetap ada kekhawatiran bahwa yang disebut sebagai gelombang ke-2 pandemik itu bisa saja muncul. Kemungkinannya tetap terbuka, saya tidak menutup kemungkinan itu. Kalau kondisi di pasar finansial seperti apa? Pasar cukup optimis ya, cukup
happy dengan kemungkinan pembukaan PSBB. Nah tapi kita bisa lihat paling tidak di pasar saham, asing itu itu ada yang masuk,
stay makanya rupiah menguat.
Editor: Djumyati P.