Apa yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Duduk Terlalu Lama? Ini Cara Mengatasinya



MOMSMONEY.ID - Kerja di kantor, belajar di sekolah, dan sederet aktivitas lainnya mengharuskan kita untuk duduk terlalu lama tanpa bisa bergerak sama sekali. Tentu ini akan menyebabkan banyak risiko kesehatan tubuh.

Meski sulit untuk dicegah, namun beberapa ahli telah meneliti berbagai faktor risiko yang dapat Anda alami ketika duduk terlalu lama. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Simak artikelnya berikut ini.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Ini 6 Manfaat Demam pada Orang Dewasa yang Berguna di Kala Sakit


Postur tubuh memburuk

Duduk terlalu lama dapat sebabkan postur tubuh jadi memburuk, sebab akan ada tekanan yang tidak seharusnya dirasakan pada tulang belakang, bahu, serta leher, dikutip dari Fakaza News.

Terlalu banyak duduk juga bisa sebabkan sendi menjadi kaku, sakit badan, hinga sakit kepala. Jika tak segera diperbaiki, ke depannya akan menjadi masalah serius seperti ketidaksejajaran tulang belakang hingga herniasi diskus.

Baca Juga: 7 Minuman Pembakar Lemak yang Bisa Diminum Setiap Pagi, Bikin Metabolisme Meningkat

Nyeri punggung dan pinggul

Pinggul dan punggung jadi sangat menderita ketika Anda duduk terlalu lama. Fleksor pinggul akan memendek & posisi duduk dapat melukai punggung.

Bahkan tak sedikit orang yang mengalami kompresi pada cakram tulang belakang & menyebabkan degenerasi dini yang menjadi nyeri kronis, dikutip dari Healthline.

Baca Juga: Sering Jadi Pemicu Kecelakaan di Jalan, Simak Ciri Microsleep di Sini

Kecemasan dan depresi

Banyak yang kurang mengetahui bahwa salah satu efek duduk terlalu lama juga bisa sebabkan risiko depresi & kecemasan lebih tinggi. Ini mungkin terjadi karena kebugaran berkaitan erat dengan kesehatan mental.

Orang yang lebih sering berolahraga & bergerak lebih banyak memproduksi hormon dopamin dibandingkan yang hanya duduk sehari-hari.

Meningkatnya risiko kanker

Duduk terlalu lama akan meningkatkan risiko kanker, dan ini telah diuji melalui penelitian dalam British Journal of Sports Medicine yang dikutip melalui Healthline.

Risiko kanker jenis tertentu yang bisa dialami di antaranya ada kanker paru-paru, kanker rahim, dan kanker usus besar. Namun alasan adanya kanker masih belum bisa diketahui oleh para ahli.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Tubuh Jika Hanya Makan Buah Selama 72 Jam?

Meningkatkan risiko diabetes

Bagi Anda yang terlalu sering duduk, maka tubuh akan membakar lebih sedikit kalori. Meski belum jelas alasannya, para dokter berpendapat bahwa duduk dapat mengubah cara tubuh bereaksi terhadap insulin, yakni sebuah hormon yang membantu membakar gula & karbohidrat yang diubah jadi energi, dikutip dari Web MD.

Mengalami DVT

Sering duduk terlalu lama bisa membuat Anda terkena Trombosis Vena Dalam (DVT) yang merupakan gumpalan di kaki.

Kasus ini bisa menjadi sangat serius jika bekuan darah terlepas & menempel di paru-paru. Anda akan merasakan pembengkakan & nyeri.

Baca Juga: Ini yang Terjadi Pada Tubuhmu Ketika Makan Pisang Setiap Hari, Bolehkah?

Solusi cegah penyakit karena sering duduk terlalu lama

Jika Anda diwajibkan duduk lama di kantor, maka untuk mengusir berbagai penyakit yang bisa saja terjadi pada Anda, seorang dokter, Dr. Ashley Ennedy merekomendasikan lebih banyak aktivitas dalam keseharianmu.

“Memasukkan total 20-40 menit gerakan fisik sepanjang hari untuk menghentikan duduk & berdiri terus menerus bisa membantu mengimbangi risiko kesehatan dari waktu duduk terlalu lama,” ucapnya.

Baca Juga: 7 Buah dengan Indeks Glikemik Tinggi yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Dilansir Sharp.com, Dr Ennedy merekomendasikan Anda untuk menyetel alarm setiap 30 menit hingga 2 jam untuk bangun & bergerak. Usahakan menghabiskan setidaknya 3 menit untuk bergerak.

Namun jika ini sulit dilakukan, pastikan untuk melakukan aktivitas fisik total minimal 20 menit sebelum bekerja, makan siang, dan setelah bekerja, salah satunya dengan naik turun tangga dibandingkan naik lift.

Itu dia yang akan terjadi pada tubuh ketika duduk terlalu lama tanpa melakukan aktivitas pergerakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Raissa Yulianti