Apakah Hepatitis Akut Misterius yang Menyerang Anak Juga Mengancam Orang Dewasa?



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di berbagai negara juga terjadi di Indonesia. Apakah hepatitis akut misterius ini juga membahayakan orang dewasa?

Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak tiga anak meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit hepatitis akut misterius ini. Hingga 1 Mei 2022, WHO mencatat kasus hepatitis akut misterius ditemukan pada 228 anak di 20 negara.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan hasil pemeriksaan laboratorium di luar negeri menunjukkan banwa 74 kasus hepatitis akut misterius terdeteksi adenovirus. Setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai adenovirus F41 atau adenovirus tipe 41.


Sementara 20 kasus hepatitis akut misterius lain terdeteksi SARS-CoV-2 dan 19 kasus lainnya terdeteksi ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus. Baik di luar negeri maupun di Indonesia, hepatitis akut misterius diketahui menginfeksi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Apakah hepatitis akut misterius bisa menyerang orang dewasa? Mengutip Kompas.com, Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada Kamis (5/5/2022) mengatakan, sampai saat ini kasus hepatitis akut misterius hanya ditemukan pada anak-anak di bawah usia 16 tahun. “Sampai saat ini semua kasus di bawah 16 tahun ya,” kata Nadia.

Baca Juga: Ada di Indonesia, Ini Ciri-Ciri & Cara Mencegah Hepatitis Misterius yang Ancam Anak

Ia melanjutkan, pola penyebaran penyakit hepatitis akut misterius belum diketahui secara pasti. Meski demikian, menerapkan higiene atau praktik untuk menjaga kesehatan dan sanitasi personal sangat penting untuk mencegah penularan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. “Belum tahu kita polanya secara pasti, tapi menerapkan higiene dan sanitasi personal menjadi penting untuk cegah penularan baik pada dewasa maupun anak,” jelas Nadia.

Dalam keterangan resmi, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal penyebab hepatitis misterius pada anak ini adalah Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Untuk mencegah risiko infeksi akibat hepatitis misterius tersebut, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal mencegah hepatitis misterius yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Peneliti di RSCM dan FK UI ini dalam keterangan pers pada Kamis (5/5).

Selain itu, untuk mencegah penularan hepatitis misterius melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis misterius adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit Hepatitis Akut.

Prof Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit hepatitis misterius adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala hepatitis misterius akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna gelap.

Jika anak mengalami gejala-gejala hepatitis misterius tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” kata Prof Hanifah.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis misterius sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

Itulah gejala hepatitis misterius yang banyak menyerang anak-anak di dunia. Waspadai ciri-ciri hepatitis misterius dan segera hubungi dokter jika menemukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto