KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, cuaca panas terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Kejadian ini pun dikaitkan dengan fenomena gelombang panas oleh sebagian masyarakat. Gelombang panas atau heatwave dikatakan menyebabkan peningkatan suhu udara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai ramainya kabar tersebut.
Penjelasan BMKG
Menurut WMO (World Meteorological Organization) gelombang panas atau
heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.
Dalam keadaan tersebut, suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celcius atau 9 derajat fahrenheit, bahkan lebih. “Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada
Kompas.com, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga: Cuaca hari ini di Jabodetabek sebagian hujan ringan, jangan lupa bawa payung Secara dinamika atmosfer, lanjut dia, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah. Ini disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas. “Seperti misalnya ada sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan terjadi cukup lama,” ujar dia.
Tak ada gelombang panas di Indonesia
Guswanto menjelaskan bahwa secara geografis, wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial. Sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi. Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat. “Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan gelombang panas atau
heatwave,” tegas Guswanto.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie