KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa analis memproyeksi laba bank pada 2018 ini akan membaik dibandingkan dengan 2017. Namun pertanyaannya, apakah laba tahun ini bisa kembali seperti 2014 di mana kenaikannya bisa lebih dari 20%? Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK bilang laba perbankan tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Ini berdasarkan rencana bisnis bank (yang diserahkan ke OJK)," kata Boedi kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1). Menurut OJK pada tahun ini laba bank banyak didorong oleh tiga faktor. Pertama adalah karena pendapatan bunga bersih, pendapatan non bunga atau fee based income dan pendaptan lain. Namun untuk mencapai laba kembali seperti 2014 di mana bisa tumbuh di atas 20%, Boedi merasa hal ini agak sulit terjadi. Karena sebelum 2014, laba bank banyak tertolong oleh naiknya harga komoditas. Boedi bilang meskipun tak bisa setinggi 2014, laba bank tahun ini akan banyak dibantu oleh membaiknya ekonomi dan diperkuat oleh rating layak investasi oleh beberapa lembaga rating luar negeri. Sebagai gambaran berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2017, laba industri perbankan naik 16,49% secara tahunan menjadi Rp 111,05 triliun. Laba bank ini banyak didorong oleh kelompok BUKU III yang mencatat kenaikan laba 16,6% yoy menjadi Rp 29,5 triliun. Namun secara nominal realisasi laba Oktober 2017 masih dicatat kelompok bank kakap BUKU IV dengan laba Rp 47,6 triliun.
Apakah laba bank di 2018 bisa mengkilap?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa analis memproyeksi laba bank pada 2018 ini akan membaik dibandingkan dengan 2017. Namun pertanyaannya, apakah laba tahun ini bisa kembali seperti 2014 di mana kenaikannya bisa lebih dari 20%? Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK bilang laba perbankan tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Ini berdasarkan rencana bisnis bank (yang diserahkan ke OJK)," kata Boedi kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1). Menurut OJK pada tahun ini laba bank banyak didorong oleh tiga faktor. Pertama adalah karena pendapatan bunga bersih, pendapatan non bunga atau fee based income dan pendaptan lain. Namun untuk mencapai laba kembali seperti 2014 di mana bisa tumbuh di atas 20%, Boedi merasa hal ini agak sulit terjadi. Karena sebelum 2014, laba bank banyak tertolong oleh naiknya harga komoditas. Boedi bilang meskipun tak bisa setinggi 2014, laba bank tahun ini akan banyak dibantu oleh membaiknya ekonomi dan diperkuat oleh rating layak investasi oleh beberapa lembaga rating luar negeri. Sebagai gambaran berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2017, laba industri perbankan naik 16,49% secara tahunan menjadi Rp 111,05 triliun. Laba bank ini banyak didorong oleh kelompok BUKU III yang mencatat kenaikan laba 16,6% yoy menjadi Rp 29,5 triliun. Namun secara nominal realisasi laba Oktober 2017 masih dicatat kelompok bank kakap BUKU IV dengan laba Rp 47,6 triliun.