KONTAN.CO.ID - Jakarta. Apakah marah-marah bisa menyebabkan darah tinggi? Simak cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat agar Anda tidak menderita penyakit hipertensi atau darah tinggi. Banyak orang yang menganggap marah-marah bisa menyebabkan darah tinggi. Lihat saja, kita mungkin sering mendengar kalimat "marah-marah terus, nanti darah tinggi." Selain itu, dokter juga sering menyarankan penderita darah tinggi untuk mengelola stres. Stres yang tidak terkontrol atau sering marah-marah mempersulit penyembuhan darah tinggi atau hipertensi.
Lalu benarkah marah-marah bisa menyebabkan darah tinggi? Beritakan
Kompas.com, amarah dan tekanan darah tidak selalu berhubungan, tetapi ada kemungkinan bahwa jika Anda terlalu sering marah, Anda dapat mengembangkan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Apakah Daun Singkong Menyebabkan Darah Tinggi? Cek Manfaat Daun Singkong untuk Tubuh Menurut laman Better Health, efek fisik jangka panjang dari kemarahan yang tidak terkendali di antaranya peningkatan kecemasan, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala. Dalam laman Neuro Science News juga disebutkan bahwa risiko serangan jantung dan angina meningkat hampir lima kali lipat setelah dua jam kita marah. Penelitian dalam Annals of Behavioral Medicine pada 22 Maret 2022 juga menemukan bahwa penderita hipertensi lebih sering marah dibandingkan orang yang memiliki tekanan darah seimbang. Saat marah, tubuh akan memberikan respon "fight or flight" yang merupakan respons stres. Akibatnya, tubuh akan dibanjiri hormon adrenalin dan kortisol. Hal ini membuat denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan meningkat. Suhu tubuh juga naik dan kulit akan berkeringat. Sebenarnya, mengekspresikan rasa marah tidak selalu buruk. Justru memendam amarah akan berbahaya untuk kesehatan fisik dan mental. Memendam amarah bisa memicu depresi, perilaku agresif, kecemasan, gangguan suasana hati, hingga muncul keinginan bunuh diri. Dari aspek kesehatan fisik, memendam marah akan merusak kesehatan jantung, pencernaan, menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan memicu gangguan tidur. Namun, marah meledak-ledak juga tidak akan menyelesaikan marah dan bisa merusak hubungan sosial Anda. Kemarahan yang meledak-ledak juga telah terbukti berdampak buruk pada mental dan pengaturan diri. Riset dalam Social Cognitive and Affective Neuroscience 2016 menemukan bahwa orang yang memiliki tingkat kemarahan tinggi memiliki keterampilan membuat keputusan yang lemah. Memori dan persepsi realitas orang yang pemarah juga cenderung buruk. Karena efek marah bisa meningkatkan risiko kesehatan seperti darah tinggi, Anda harus mengekspresikan marah dengan cara sehat. Cara mengendalikan rasa marah Berikut cara mengekspresikan marah yang sehat:
- Jika Anda merasa lepas kendali, menjauhlah dari situasi tersebut untuk sementara, sampai Anda tenang
- Kenali dan terima amarah sebagai hal yang normal dan bagian dari kehidupan
- Cobalah untuk menentukan alasan yang tepat mengapa Anda merasa marah
- Setelah Anda mengidentifikasi masalahnya, pertimbangkan untuk membuat strategi berbeda yang bisa memperbaiki situasi tersebut
- Lakukan sesuatu yang bersifat fisik, seperti berlari atau berolahraga
- Bicaralah dengan seseorang yang Anda percayai tentang perasaan Anda.
Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat Penderita darah tingggi berarti memiliki tensi atau tekanan darah di atas normal. Diberitakan Momsmoney.id, orang yang memiliki tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg atau sedikit lebih rendah. Jika tekanan darah seseorang berada di atas angka ini, bisa dipastikan orang tersebut dikatakan mengalami peningkatan tekanan darah. Apabila tekanan darah meningkat hingga lebih dari 130/80 mmHg, maka kondisi ini disebut dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi yang perlu segera Anda atasi dengan tepat. Menurut penjelasan dari laman
American Heart Association dan
Mayo Clinic, berikut adalah beberapa cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda: 1. Membatasi konsumsi garam Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda yang pertama dengan membatasi konsumsi garam. Jika jumlah sodium berlebihan, tekanan darah pun akan lebih meningkat. Sodium (natrium) banyak terkandung dalam garam, baik itu garam pada masakan, camilan, makanan kaleng, maupun minuman ringan. 2. Mengurangi berat badan Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda yang kedua adalah megurangi berat badan. Kelebihan berat bisa membuat jantung bekerja lebih keras. Oleh karena itu, memangkas berat tubuh adalah salah satu cara efektif untuk mengendalikan dan menurunkan tekanan darah. 3. Menjalani pola makan sehat Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda yang ketiga adalah menjalani pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan sehat, seperti biji-bijian, buah, sayuran, dan produk olahan susu rendah lemak dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi yang Anda alami. 4. Rutin berolahraga Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda yang selanjutnya adalah rutin melakukan olahraga. Lakukan olahraga teratur, setidaknya 30 menit selama 3 kali seminggu. Selain menyehatkan, olahraga teratur juga bisa membantu mengendalikan berat badan sehingga kamu terhindar dari risiko obesitas. 5. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol Cara menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda yang terakhir adalah berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Hal ini adalah penyebab tekanan darah tinggi yang sering terjadi.
Orang yang sering merokok dikatakan lebih berisiko untuk mengalami komplikasi tekanan darah tinggi, seperti penyakit jantung dan stroke. Dengan mengetahui beberapa cara menurunkan tekanan darah tinggi di usia muda ini, Anda bisa mulai menghindari hal-hal yang menyebabkan tekanan darah tinggi. Dengan menjalani pola hidup sehat, Anda bisa menurunkan tekanan darah tinggi dan menghindari komplikasinya. Itulah jawaban "apakah marah-marah menyebabkan darah tinggi" serta cara untuk membantu menurunkan tensi tinggi menjadi normal dengan cepat di usia muda. Jika tekanan darah tetap tinggi, segera hubungi dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto