Apakah Palpitasi Jantung Berbahaya? Cek Penyebab, Gejala & Cara Mengatasinya



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Apa itu palpitasi jantung? Apakah palpitasi jantung berbahaya? Lalu bagaimana cara agar jantung selalu sehat?

Belakangan ini banyak orang yang ingin mengetahui apakah palpitasi jantung berbahaya? Hal ini karena ada penyanyi KPOP yang menderita palpitasi jantung.

Haechan, anggota grup Korea Selatan NCT, mengalami gejala palpitasi jantung. Palpitasi jantung menjadikan Haechan absen dari kegiatan promosi awal tahun ini.


Lalu, apa itu palpitasi jantung? Apakah palpitasi jantung berbahaya?

Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), palpitasi jantung adalah salah satu tanda serangan jantung.

Baca Juga: Ingin Terhindar dari Penyakit Jantung? 7 Makanan Ini Baik untuk Kesehatan Jantung

Mengutip Kompas.com, palpitasi jantung adalah kondisi saat detak jantung tiba-tiba menjadi lebih terasa. Jantung akan terasa berdetak lebih kencang, berdebar, atau bahkan berdetak tidak teratur.

Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik atau menit. Sensasi ini juga biasanya dapat ikut terasa di tenggorokan atau leher.

Meskipun tampak mengkhawatirkan, kebanyakan kasus palpitasi tidak berbahaya dan bukan sebuah masalah serius. Terkadang juga dapat terasa detakan ekstra atau justru "terlewat". Kondisi ini disebut detakan ektopik dan juga tidak perlu dikhawatirkan.

Dalam beberapa kasus, jantung berdebar juga dapat mengindikasikan kondisi serius. Biasanya, tes diagnostik bernama “pemantauan aritmia rawat jalan” dapat membantu membedakan antara aritmia (detak jantung tidak teratur) jinak dan ganas.

Oleh karena itu, Kemenkes rekomendasi orang yang mengalami gejala palpitasi jantung harus waspada. Palpitasi jantung akan menjadi berbahaya jika berlangsung lama.

Pasalnya, palpitasi jantung adalah salah satu tanda gangguan jantung. Hal yang perlu Anda perhatikan apabila mengalami kondisi jantung berdebar atau palpitasi jantung adalah:

1. Debaran jantung terjadi secara terus menerus, bahkan memburuk 2. Disertai rasa tidak nyaman atau nyeri dada 3. Muncul rasa sakit kepala, pusing berputar bahkan hilang kesadaran (pingsan) 4. Sesak napas baik ringan hingga berat

Siapapun yang mengalami salah satu saja dari kondisi gejala palpitasi jantung di atas, bergegaslah mencari pertolongan medis karena dapat berakibat pada memburuknya kondisi kesehatan.

Penyebab palpitasi jantung

Meskipun jantung berdebar ini muncul dan terasa di jantung, akan tetapi banyak faktor lain yang dapat memicu timbulnya hal ini. Berikut ini adalah penyebab palpitasi jantung dilansir dari website resmi Kemenkes:

1. Kecemasan (ansietas)

Penyebab palpitasi jantung yang pertama adalah kecemasan. Perasaan cemas atau dalam bahasa medis disebut ansietas pada dasarnya merupakan respon dasar tubuh saat menerima ancaman.

Ancaman yang terjadi bisa merupakan hal yang nyata terlihat dan membahayakan seperti bencana alam, atau sesuatu yang mengganggu pikiran kita seperti saat menghadapi ujian sekolah. 

Dampak dari perasaan cemas ini tidak hanya terisolasi pada pikiran. Rasa cemas akan mengaktifkan system saraf otonom yang membuat kita lebih waspada. Sistem saraf ini akan meningkatkan kerja berbagai organ lain seperti jantung, paru dan sistem pencernaan, sehingga gejala yang dialami tidak hanya perasaan berdebar tetapi juga nafas yang tersengal-sengal hingga rasa mulas di perut.

2. Gangguan pada jantung

Penyebab palpitasi jantung yang kedua adalah gangguan pada jantung. Jantung berdebar atau palpitasi jantung pada sebagian orang menandakan adanya gangguan pada kerja jantung, yang paling sering terjadi yaitu gangguan irama jantung (aritmia).

Pada kondisi aritmia, kelistrikan jantung yang awalnya normal sebanyak 60-100 kali per menit, mengalami gangguan. Jantung bisa berdetak lebih cepat (takikardia), lebih lambat (bradikardia), atau mengalami kekacauan dengan tidak serasinya kerja serambi dan bilik jantung.

Pada penderita aritmia biasanya disertai rasa tidak nyaman bahkan muncul nyeri dada, apabila Anda mengalami hal tersebut, sebaiknya bergegas mencari pertolongan medis.

3. Konsumsi makanan atau obat-obatan

Penyebab palpitasi jantung yang ketiga adalah konsumsi makanan dan obat-obatan tertentu. Makanan atau obat-obatan yang dimaksud antara lain:

  • Kafein: terkandung dalam kopi, the, minuman berenergi dan beberapa soda.
  • Alkohol: baik makanan atau minuman yang mengandung alkohol dapat meningkatkan kerja jantung. Kondisi jantung berdebar disaat seseorang mengonsumsi alkohol berlebihan disebut “holiday heart”
  • Obat-obatan: berbagai kandungan dalam obat dapat memicu jantung berdebar baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis obat yang sering dikonsumsi yang dapat memicu palpitasi adalah inhaler asma, penurun tekanan darah, obat antialergi, obat antidepresan dan beberapa antibiotik (golongan makrolid).
4. Kondisi Tubuh Tertentu

Penyebab palpitasi jantung yang keempat adalah kondisi tubuh tertentu. Beberapa kondisi tubuh yang Anda alami dapat menjadi penyebab timbulnya jantung berdebar. Kondisi tersebut yaitu:

  • Gangguan hormon tiroid: kelenjar tiroid merupakan penghasil hormone yang memelihara metabolisme, apabila diproduksi secara berlebihan akan meningkatkan kerja jantung dan menimbulkan perasaan berdebar.
  • Gula darah rendah: kondisi gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) dapat mengganggu kerja saraf otonom sehingga jantung menjadi berdebar.
  • Perubahan hormonal: kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang mengalami perubahan siklus hormonal melalui menstruasi, kehamilan atau menopause.
Cara mengatasi palpitasi jantung

Pada umumnya kondisi jantung berdebar atau palpitasi jantung dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Anda dapat mengambil langkah penanganan dengan menghindari pemicu yang menyebabkan jantung berdebar.

Berikut cara yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi palpitasi jantung:

1. Mengurangi stress: Anda dapat melakukan relaksasi di rumah dengan meditasi, yoga atau latihan pernapasan.

2. Menghindari stimulan: mencegah konsumsi zat-zat stimulant seperti kafein, alkohol dan obat-obat yang dapat memicu palpitasi.

3. Menghindari konsumsi obat yang memiliki efek samping jantung berdebar seperti amfetamin. Jika setelah langkah di atas tidak mampu mengatasi kondisi jantung berdebar Anda, maka disarankan untuk mencari pertolongan medis sesuai dengan kondisi yang mendasarinya, seperti:

  • Bila palpitasi yang Anda rasakan disebabkan oleh kondisi jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), maka penanganan akan terfokus pada perbaikan kondisi tersebut. Dokter akan memberikan obat anti aritmia hingga prosedur medis sesuai dengan indikasi.
  • Bila disebabkan oleh gangguan hormonal, maka akan diberikan terapi untuk menyeimbangkan hormone tersebut. Terapi dapat berupa obat-obatan hingga tindakan operatif seperti tiroidektomi pada gangguan tiroid.
  • Bila disebabkan oleh rasa cemas yang berlebih atau masalah mental lainnya, maka disarankan menemui dokter untuk konseling hingga terapi kejiwaan.
Itulah jawaban atas pertanyaan "apakah palpitasi jantung berbahaya". Hubungi dokter jika sering mengalami palpitasi jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto