Apakah Tesla akan Membuat Ponsel? Spekulasi Terbaru Setelah Pernyataan Elon Musk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama bertahun-tahun, rumor tentang Tesla yang akan membuat ponsel telah beredar di kalangan penggemar teknologi, dan rumor ini kembali mencuat setelah komentar terbaru dari CEO Tesla, Elon Musk.

Mengutip standard.co.uk, komentar ini muncul selama beberapa pertemuan publik yang diadakan Musk pada bulan Oktober 2024 di Pennsylvania, sebagai bagian dari dukungannya terhadap kampanye pencalonan Donald Trump untuk pemilihan presiden AS.

Pada pertemuan tersebut, yang diadakan pada 18 Oktober, Musk menyampaikan pandangannya tentang ide pembuatan ponsel: "Itu pekerjaan yang sangat berat. Ide membuat ponsel membuat saya ingin mati. Tapi jika kami harus membuat ponsel, kami akan melakukannya, tapi kami berharap tidak perlu membuatnya."


Baca Juga: Cybertruck: Mimpi yang Tak Terwujud di Balik Janji Manis Tesla

Musk juga menyoroti alasan mengapa ia mungkin mempertimbangkan untuk membuat ponsel, yaitu karena ia merasa bahwa perusahaan seperti Google dan Apple memiliki kontrol yang berlebihan dalam industri teknologi, terutama melalui App Store mereka.

"Perusahaan seperti Apple dan Google Android harus memastikan mereka tidak terlalu mendominasi App Store, atau hal itu akan menciptakan paksaan bagi munculnya pesaing," terangnya. 

Musk dan Rumor Tentang Ponsel Tesla

Meskipun Musk menunjukkan ketidaksukaannya untuk masuk ke bisnis ponsel, ini bukan pertama kalinya ia membuat pernyataan seperti itu.

Pada November 2023, saat menghadiri acara yang diselenggarakan oleh The New York Times, Musk pernah mengatakan: "Jika memang diperlukan, saya akan membuat ponsel, tetapi ada banyak hal lain yang lebih penting."

Rumor ini kembali menguat pada Juni 2024, setelah pengumuman "Apple Intelligence." Musk menyebut bahwa jika Apple benar-benar memasukkan "AI mata-mata" dalam sistem operasinya, Tesla mungkin perlu merancang ponsel mereka sendiri.

Baca Juga: Tenang! Tesla Masih Pegang Bitcoin US$780 Juta Meski Ada Transfer Besar

Musk bahkan merespons pengguna di platform X (sebelumnya Twitter), yang menyarankan ia harus mengembangkan "Grok phone" dengan integrasi chatbot AI Grok.

Namun, kritik terhadap Musk muncul terkait pernyataannya ini, mengingat chatbot AI Grok yang dimiliki X menggunakan postingan pengguna sebagai data pelatihan, kecuali pengguna di Eropa yang memiliki opsi untuk keluar dari program tersebut.

Ketika Apple meluncurkan teknologi AI terbarunya, Musk bahkan sempat mengancam untuk melarang perangkat Apple di seluruh perusahaan miliknya jika "spyware" tersebut terus ada.

Tantangan Membuat Ponsel dengan Branding Tesla atau X

Meski sebagian besar orang akan menganggap klaim Musk sebagai bagian dari gaya bicara berlebihan yang sering ia tunjukkan, ide untuk membuat ponsel dengan merek Tesla atau X tetap mengundang spekulasi besar.

Proyek pembuatan ponsel seperti itu kemungkinan besar akan berbasis pada AOSP (Android Open Source Project), yang merupakan kerangka dasar dari Android tanpa elemen-elemen eksklusif Google seperti Google Play Store dan berbagai aplikasi Google lainnya.

Namun, penggunaan AOSP tanpa dukungan ekosistem Google yang lengkap bisa menjadi tantangan besar. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa AOSP tanpa Play Store dan aplikasi Google sering kali membuat perangkat sulit bersaing, seperti yang terlihat pada ponsel Huawei setelah sanksi AS pada tahun 2019.

Baca Juga: Jenius! Remaja 18 Tahun Ini Berhasil Perbaiki Mobil Tesla Hancur Menjadi Mulus Lagi

Huawei, yang sebelumnya sangat populer, kehilangan daya tariknya di banyak pasar karena hilangnya akses ke layanan Google.

Ada juga contoh lain, yaitu ponsel Amazon Fire yang diluncurkan pada 2014. Ponsel tersebut menggunakan AOSP dan bahkan dilengkapi dengan teknologi kamera canggih untuk menghasilkan efek 3D.

Namun, meskipun Amazon telah memiliki pengalaman dalam membuat tablet berbasis Android, peluncuran ponsel ini berakhir dengan kegagalan besar. Penjualan Fire Phone sangat rendah, hanya sekitar 35.000 unit, dan Amazon terjebak dengan stok yang tidak terjual senilai sekitar £60 juta dua tahun setelah peluncuran.

Editor: Handoyo .