Apartemen di pinggiran Jakarta masih prospektif, pengembang perlu cermati hal ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar apartemen di daerah pinggiran Jakarta sepertiBogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) masih prospektif. Namun, pengembang perlu lebih memperhatikan persaingan dengan landed house.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan bahwa pasar apartemen di pinggiran Jakarta lebih prospektif lantaran memiliki harga jual yang lebih rendah.

"Prospeknya cukup baik karena kalau bicara di Jakarta itu kan produknya ibarat untuk menengah atas faktor harga tanah di Jakarta," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/10).


Terlebih dengan pembangunan infrastruktur yang masif saat ini membuat konektivitas yang semakin membaik. Menurutnya, saat ini masyarakat lebih memilih waktu tempuh yang pasti dibandingkan jarak.

Baca Juga: Dalam UU Cipta Kerja, WNA boleh memiliki apartemen dengan status hak milik

Namun, Ferry menekankan bahwa pengembang apartemen di Bodebek juga harus memperhatikan segmen produk landed house sebagai kompetitor utama. Ia menilai dalam beberapa kasus segmen landed house lebih menarik minat masyarakat.

"Pada beberapa kasus lebih menarik landed house dibandingkan apartemen karena memiliki tanah sendiri dan operasional tidak terlalu tinggi dibandingkan apartemen," jelasnya.

Selain itu, masyarakat yang membeli apartemen di daerah Bodebek lebih banyak end-user. "Terkecuali untuk lokasi area komersial seperti BSD ataupun sarana pendidikan seperti universitas, pasar sewanya masih cukup baik," lanjutnya.

Secara umum, pasar apartemen hingga kuartal III ini masih tertekan. Sebabnya, pengembang memilih menunda dalam penyelesaian proyek di tengah pandemi Covid-19.

Sepanjang tahun ini awalnya diperkirakan ada pasokan sebanyak 11.834 unit. Namun, akibat pandemi Covid-19 pasokan baru diperkirakan turun menjadi 3.034 unit.

"Nah, sejauh ini baru 649 unit yang diserahterimakan," tutupnya.

Selanjutnya: Pasar properti perkantoran di Jakarta diramal baru bisa bangkit pada 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi