JAKARTA. "Pasar apartemen mewah di Indonesia cukup besar. Buktinya bermunculan proyek-proyek baru yang menyasar kalangan
ultra high net worth individuals (UNHW). Ada Casa Domain, Thamrin Nine, Raffles Residences, dan Anandamaya Residences". CEO Farpoint Group, sayap bisnis properti Gunung Sewu Group, Jusuf Halimi menjawab pertanyaan mengenai fenomena menjamurnya apartemen mewah dalam tiga tahun terakhir, kepada
Kompas.com, Kamis (26/2/2015). Menurut dia, UNHW Indonesia meminati apartemen mewah untuk mendiversifikasi kekayaannya atau dijadikan sebagai salah satu instrumen investasi selain reksadana, dan saham.
"Para pembeli Verde Apartment yang kami kembangkan termasuk kategori UNHW. Pasalnya, unit-unit Verde cukup luas mulai dari 167 meter persegi sebagai tipe terkecil, hingga 475 meter persegi atau tipe terbesar yang kami sebut penthouse," tutur Jusuf. Dengan kisaran harga Rp 42 juta-Rp 45 juta per meter persegi yang dipatok untuk apartemen ini, maka kocek yang harus dikeluarkan sekitar Rp 7,5 miliar hingga Rp 21,4 miliar. Harga ini tidak termasuk pajak barang mewah (PPNBM) sebesar 40% dari harga jual. Jadi, mudah ditebak, hanya kalangan UNHW yang mampu membeli unit-unit apartemen yang berada di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan tersebut. Menurut Jusuf, kalangan UNHW tidak akan segan mengeluarkan uang demikian banyak hanya untuk membeli satu atau dua unit apartemen. Asalkan, desain, material bangunan, kualitas bangunan, kualitas pengelolaan, dan lokasi, sesuai dengan ekspektasi mereka. "Itulah mengapa penjualan apartemen mewah tidak segampang apartemen menengah bawah yang dalam waktu sekejap bisa laris terjual habis. Menjual apartemen mewah butuh waktu lama, karena pendekatannya juga berbeda. Kita menjual kepercayaan dan hubungan baik sehingga mereka mempercayakan investasinya di Verde," tandas Jusuf. Verde sendiri untuk sampai pada angka 80% terjual, butuh waktu sekitar tiga hingga tiga setengah tahun. Dari total tiga menara yang ditawarkan pada Verde tahap satu, menyisakan 20%. Satu di antaranya unit griya tawang (penthouse). "Angka 80%sudah sangat baik bagi kelas apartemen mewah. Oleh karena itu, kami termotivasi untuk mengembangkan Verde Two sebanyak dua menara dengan total 300 unit. Ada pun harganya kami perkirakan mulai dari Rp 45 juta per meter persegi," lanjut Jusuf. Untuk merealisasikan Verde Two dibutuhkan gross development value sekitar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. "Kami belum dapat memastikan nilai investasi karena Rupiah masih belum stabil. Harga baja dan besi pun naik signifikan. Namun begitu kami tidak mundur dan tetap akan membangun Verde Two," pungkas Jusuf. Semewah Rolls Royce Selain Verde Two yang akan mulai dipasarkan secara resmi pada kuartal kedua 2015, Jakarta juga dipenuhi penawaran apartemen mewah lainnya seperti Casa Domain dengan harga penawaran perdana Rp 42 juta-Rp 43 juta per meter persegi. Casa Domain merupakan hasil aliansi strategis Salim Group, Kerry Group, dan Lyman Group. Berikutnya Raffless Residences yang digarap Ciputra Group di area superblok Ciputra World Jakarta. Apartemen mewah yang bakal dikelola Raffles Hotels and Residences tersebut saat ini menembus angka Rp 33 miliar di luar PPNBM untuk unit terluas 400 meter persegi.
Berikutnya Anandamaya Residences. Tak main-main, besutan Astra Land Group ini dibanderol seharga Rp 85 juta hingga Rp 87 juta per meter persegi. Dengan demikian, jika unit terkecilnya saja seluas 131 meter persegi atau dua kamar tidur, maka konsumen harus merogoh pundi sekitar Rp 11,1 miliar. Sedangkan unit terluas dengan tiga kamar tidur seluas 174 meter persegi dan dihargai sekitar Rp 14,75 miliar. Semua di luar perhitungan PPNBM. Harga-harga apartemen semi furnished tersebut nyaris serupa dengan harga mobil supermewah impor (
completely built up) merek Lamborghini Aventador Lp 700-4 dan Rolls Royce Panthom.(Hilda B Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa