JAKARTA. Kondisi ekonomi dan daya beli konsumen kelas menengah atas yang stabil membuat para pengembang apartemen premium tak ragu melakukan ekspansi. Grup Lippo, misalnya. Penjualan apartemen di superblok St Moritz yang terletak di kawasan Jakarta Barat laris manis. Dalam 1,5 tahun sejak dipasarkan pada 2008, penjualan proyek ini kini telah mencapai 100%. Padahal di tiga unit tower yang dipasarkan itu terdapat sedikitnya 494 unit apartemen. Dan, di akhir 2009, stok apartemen masih tersisa 30%. Chief Executive Officer (CEO) St Moritz Michael Riady mengatakan, saat pertama kali dipasarkan Agustus 2008, pihaknya mematok harga mulai Rp 12,5 juta per meter persegi. Sekarang, harganya sudah Rp 14 juta per meter persegi. Karenanya, "Total penjualan apartemen dari tiga menara tersebut mencapai Rp 1 triliun," ujar Direktur St Moritz Budhi Gozali, kemarin (18/3).
Apartemen Premium Laris, Pengembang Agresif Ekspansi
JAKARTA. Kondisi ekonomi dan daya beli konsumen kelas menengah atas yang stabil membuat para pengembang apartemen premium tak ragu melakukan ekspansi. Grup Lippo, misalnya. Penjualan apartemen di superblok St Moritz yang terletak di kawasan Jakarta Barat laris manis. Dalam 1,5 tahun sejak dipasarkan pada 2008, penjualan proyek ini kini telah mencapai 100%. Padahal di tiga unit tower yang dipasarkan itu terdapat sedikitnya 494 unit apartemen. Dan, di akhir 2009, stok apartemen masih tersisa 30%. Chief Executive Officer (CEO) St Moritz Michael Riady mengatakan, saat pertama kali dipasarkan Agustus 2008, pihaknya mematok harga mulai Rp 12,5 juta per meter persegi. Sekarang, harganya sudah Rp 14 juta per meter persegi. Karenanya, "Total penjualan apartemen dari tiga menara tersebut mencapai Rp 1 triliun," ujar Direktur St Moritz Budhi Gozali, kemarin (18/3).