KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memprediksi demand batubara dari pasar ekspor bisa saja mengalami perubahan di tengah tren penguatan harga komoditas yang terjadi. Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia mengungkapkan demand batubara pada tahun ini memang mengalami perbaikan kondisi ketimbang tahun lalu. Pasar ekspor pun dinilai mulai kembali tumbuh seperti di Tiongkok dan India. Kendati demikian, tren kenaikan harga yang juga timbul akibat suplai yang belum bisa memenuhi pertumbuhan demand dinilai belum tentu akan berlangsung hingga akhir tahun. "Meskipun harga ini menguat mungkin produksi akan sulit mencapai target karena mungkin demand ekspor meski terus menguat tidak sebesar perkiraan awal," terang Hendra kepada Kontan.co.id, Minggu (11/7).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ada sekitar 100 perusahaan batubara yang telah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) demi mendorong kenaikan produksi. Baca Juga: Harga batubara membara, emiten batubara ini fokus jaga produksi Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan sekitar 100 perusahaan ini terdiri dari perusahaan pemegang kontrak Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK OP).