APBI antisipasi perubahan permintaan ekspor batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memprediksi demand batubara dari pasar ekspor bisa saja mengalami perubahan di tengah tren penguatan harga komoditas yang terjadi.

Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia mengungkapkan demand batubara pada tahun ini memang mengalami perbaikan kondisi ketimbang tahun lalu. Pasar ekspor pun dinilai mulai kembali tumbuh seperti di Tiongkok dan India.

Kendati demikian, tren kenaikan harga yang juga timbul akibat suplai yang belum bisa memenuhi pertumbuhan demand dinilai belum tentu akan berlangsung hingga akhir tahun. "Meskipun harga ini menguat mungkin produksi akan sulit mencapai target karena mungkin demand ekspor meski terus menguat tidak sebesar perkiraan awal," terang Hendra kepada Kontan.co.id, Minggu (11/7).


Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ada sekitar 100 perusahaan batubara yang telah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) demi mendorong kenaikan produksi.

Baca Juga: Harga batubara membara, emiten batubara ini fokus jaga produksi

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan sekitar 100 perusahaan ini terdiri dari perusahaan pemegang kontrak Perjanjian Karya Perusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK OP).

"Terdapat lebih kurang 100 perusahaan pemegang PKP2B dan IUP OP telah mengajukan permohonan kenaikan produksi tahun 2021," ujar Sujatmiko kepada Kontan.co.id, Jumat (9/7).

Hendra melanjutkan, tren produksi batubara biasanya bakal meningkat memasuki paruh kedua seiring membaiknya cuaca. Meskipun produksi nantinya meningkat, Hendra menilai harga batubara masih akan berada di level yang cukup baik. 

Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi batubara mencapai 625 juta ton. Merujuk data MODI Minerba Kementerian ESDM, produksi batubara hingga 11 Juli 2021 mencapai 304,33 juta ton atau setara 48,69% dari target. Realisasi ekspor mencapai 149.80 juta ton atau 30,73% dari target ekspor sebesar 487,50 juta ton. Sementara itu, realisasi Domestic Market Obligation (DMO) mencapai 52,22 juta ton atau 37,98% dari rencana sebesar 137,50 juta ton.

Selanjutnya: Kementerian ESDM: Sekitar 100 perusahaan batubara sudah ajukan revisi RKAB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .