APBI: Serapan domestik batubara meningkat, bagus untuk alternatif pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai positif jika serapan pasar domestik terhadap batubara bisa meningkat. Naiknya serapan dalam negeri dinilai bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar luar, terutama China.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, pihaknya juga mendorong supaya serapan domestik bisa meningkat seiring dengan pelemahan permintaan batubara global. "Harapannya bisa segera meningkat (serapan domestik) sehingga produsen batubara punya alternatif," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).

Hanya saja, Hendra sulit memprediksi bagaimana peningkatan serapan domestik dalam beberapa tahun ke depan. Hendra hanya bilang, ada sejumlah faktor yang menjadi poin penting untuk mengoptimalkan serapan domestik.


Yakni dengan percepatan proyek kelistrikan, dukungan pemerintah terhadap investasi dan peningkatan nilai tambang batubara, serta pengembangan industri lokal seperti semen, kertas dan tekstil.

Sebagai informasi, pada tahun lalu realisasi produksi batubara nasional mencapai 557 juta ton. Dari jumlah tersebut, serapan batubara ke industri domestik hanya sebesar 115,09 juta ton.

Dari jumlah tersebut, industri kelistrikan menjadi penyerap terbesar. Data dari Kementerian ESDM mencatat, sebesar 91,14 juta ton diserap untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sebanyak 1,75 juta ton untuk industri metalurgi, sebesar 22,18 juta ton untuk industri pupuk, semen, tekstik dan kertas, serta 0,01 juta ton digunakan untuk briket.

Pada tahun ini, besaran batubara yang dapat diserap ke pasar domestik kembali dipatok di angka 25% dari total produksi nasional. Jumlah itu setara dengan 122,28 juta ton, atau seperempat dari target produksi batubara nasional yang tahun ini berada di angka 489,13 juta ton.

Di sisi lain, dalam Konferensi tahunan Coaltrans Asia ke-25, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan bahwa pemerintah mulai memprioritaskan pasokan batubara ke dalam negeri.

"Lima tahun yang lalu, kami lebih suka mengekspor batubara untuk mendapatkan pajak, tapi sekarang, secara perlahan namun pasti, kami mulai memprioritaskan kebutuhan domestik" terang Bambang sepeti yang dikutip dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Senin (24/6).

Bambang mengungkapkan, batubara memainkan peran penting tidak hanya sebagai sumber pendapatan nasional tetapi juga berfungsi sebagai konstruksi modal yang lebih ekonomis dalam memenuhi kebutuhan domestik. Paradigma penambangan batubara saat ini telah berubah, tidak lagi dipandang sebagai komoditas, tetapi lebih dianggap sebagai sumber modal pembangunan.

Bambang bilang, sejak tahun 2011 hingga tahun 2017 pasar domestik terus meningkat, dan telah mengalami kenaikan sebesar 27% setiap tahunnya. Pada tahun ini, Bambang mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan untuk pasar domestik sebanyak 60%.

"Pada tahun 2019 kami berharap untuk pasar domestik meningkat sebesar 60%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat