APBN 2008 Surplus



JAKARTA. Pemerintah optimis APBN tahun ini surplus dengan nilai lebih baik dari pencapaian semester I. Departemen Keuangan yakin APBN tahun ini masih aman karena target penerimaan APBN mencapai 105 % sementara pencairan belanja kementrian dan lembaga hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 90-95 %. "Surplus ini bisa dipakai untuk pembiayaan di tahun 2009," ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu usai rapat perkembangan ekonomi di Istana Wapres, Kamis (20/11). Sayangnya Anggito belum dapat membeberkan berapa besar surplus yang bisa dicapai.Rapat tersebut dihadiri antara lain oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menneg BUMN Sofyan Djalil, Gubernur BI Boediono, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Staf Khusus Presiden Untuk Kawasan Timur Tengah Alwi ShihabAnggito mengatakan, kondisi makro ekonomi tahun 2008 sesuai target, bahkan sesuai data BPS, pertumbuhan ekonomi triwulan III mencapai 6,11 %. Meskipun terjadi pelambatan ekonomi akibat dampak krisis finansial global, pemerintah juga masih optimis pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun mencapai 6,2 %. "Tahun 2009 pertumbuhan ekonomi sebesar 6%," ucap Anggito dalam keterangan pers bersama Menneg BUMN Sofyan Djalil. Sementara defisit APBN diperkirakan sebesar 1,1 % Dalam rapat tersebut, Wapres meminta agar target penerimaan pajak ditinjau ulang, sebab ekspor tahun depan pasti akan melambat dan akan berdampak pada penerimaan negara. "Wapres meminta agar target penerimaan pajak dilihat kembali, apakah target pertumbuhan 20% masih realistis," katanya.Pemerintah juga memutuskan untuk menggenjot ekspansi BUMN ke kawasan Timur Tengah untuk menggarap berbagai proyek infrastruktur di negara kaya minyak itu. Upaya ini juga untuk mengatasi aktivitas pembangunan infrastruktur di dalam negeri yang bakal melemah tahun depan. "Sehingga bisa meningkatkan pendapatan BUMN dan menyerap tenaga kerja," katanya.Terkait pelemahan rupiah, pemerintah berkilah bahwa koreksi terhadap rupiah juga terjadi di negara-negara lain. bahkan sejumlah mata uang negara, seperti Won Korea terkoreksi sangat dalam. "BI akan gunakan seluruh instrumen untuk menjaga agar rupiah tidak bergejolak," ucap Anggito
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: