APBN 2017 diyakini tak terefek harga minyak



JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan, potensi kenaikan harga minyak mentah tahun depan akan terbatas. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menganalisa hal yang sama.

Menurut Anton, harga komoditas secara keseluruhan tak hanya minyak mentah dipengaruhi oleh sisi suplai. Sebagaimana perbaikan harga yang terjadi pada komoditi batubara yang disebabkan oleh China mengurangi suplai produksi batubaranya.

Begitu juga yang terjadi dengan keputusan pembatasan produksi minyak mentah oleh OPEC. Namun demikian, adanya shale gas yang diproduksi AS bisa membatasi potensi kenaikan harga minyak.


"Kalau dia (kenaikan harga minyak) lewat misalkan ke US$ 60-US$ 70 per barel itu makin lebih banyak lagi shale gas yang diproduksi sehingga suplai akan masuk lagi. Jadi mau tidak mau (kenaikan harga minyak) ada batasan lah ya," katanya saat ditemui usai acara Saresehan 100 Ekonom Indonesia di Fairmont Hotel, Selasa (6/12).

Meski demikian, Anton masih sulit memproyeksi kenaikan harga minyak mentah tahun depan. Sebab, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi geopolitik global.

Sementara itu, dampak potensi kenaikan harga tersebut diperkirakan tidak akan signifikan terhadap anggaran belanja pemerintah, sebab pemerintah kini tidak lagi mensubsidi harga bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, jika nantinya kenaikan harga minyak mentah disusul dengan kenaikan harga BBM, akan berdampak terhadap inflasi nasional.

"Jadi sampai titik mana itu yang musti diukur, tetapi konsistensi itu saya pikir perlu. Tidak apa-apa inflasinya naik asal ketahuan pasti. Asal pemerintah tidak kembali melakukan subsidi pada harga BBM," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto