APBN 2018 masih akan gali lubang tutup lubang



JAKARTA. Bayang-bayang keseimbangan primer yang defisit belum lepas dari anggaran negara. Setelah mencatatkan defisit selama beberapa tahun terakhir, pemerintah memperkirakan dalam rancangan APBN 2018 mendatang keseimbangan primer masih akan mencatat defisit. Defisit keseimbangan primer menjadi hal yang perlu diwaspadai, selain defisit anggaran. Sebab, struktur defisit neraca keseimbangan primer menggambarkan kemampuan anggaran untuk menutup besarnya utang. Keseimbangan primer adalah total pendapatan negara dikurangi belanja tanpa menghitung pembayaran bunga utang. Jika berada dalam kondisi defisit, berarti pendapatan negara tidak bisa menutupi pengeluaran sehingga membayar bunga utang dengan menggunakan pokok utang baru. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Rancangan APBN 2018 bisa mencapai Rp 2.204 triliun-Rp 2.349 triliun. Sementara itu, defisit anggaran diperkirakan sebesar 1,9%-2,3% dari produk domestik bruto (PDB). Sejalan dengan adanya defisit anggaran tersebut, pemerintah memperkirakan defisit keseimbangan primer sebesar 0,4%-0,6% dari produk domestik bruto (PDB). Nilai itu sekitar Rp 50 triliun-Rp 99 triliun. Menurut Sri Mulyani, pemerintah berkomitmen menjaga defisit anggaran di bawah Rp 100 triliun mulai tahun depan. "Keseimbangan primer akan dikurangi makin lama mendekati positif," kata Sri Mulyani, Senin (12/6). Angka defisit anggaran dan defisit keseimbangan primer itu hanya sedikit membaik dibanding target dalam APBN 2017 yang masing-masing sebesar 2,41% dari PDB dan Rp 109 triliun. Padahal, pemerintah memperkirakan keseimbangan primer bisa mencatatkan surplus di tahun 2019 mendatang. Menteri Keuangan sebelumnya Bambang Brodjonegoro pernah mengatakan, keseimbangan primer APBN bisa surplus, asalkan defisit anggaran hanya 1,1% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan