KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah peningkatan harga energi global, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menahan harga energi dalam negeri, seperti bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan LPG 3 kg. Konsekuensinya anggaran subsidi energi dan kompensasi energi melonjak. Namun, Kepala Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman mengingatkan, pemerintah tak bisa selamanya melakukan hal ini. Pasalnya, ini justru akan membawa risiko terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depan. “Bila pemerintah memutuskan tetap menjaga harga BBM setidaknya sampai 2024 atau sebelum pemilu, ini malah membawa risiko terhadap APBN,” tutur Helmi dalam bincang bersama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB), Rabu (8/6) secara daring.
APBN Berisiko, Pemerintah Tak Bisa Terus-Terusan Tahan Kenaikan Harga BBM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah peningkatan harga energi global, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menahan harga energi dalam negeri, seperti bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan LPG 3 kg. Konsekuensinya anggaran subsidi energi dan kompensasi energi melonjak. Namun, Kepala Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman mengingatkan, pemerintah tak bisa selamanya melakukan hal ini. Pasalnya, ini justru akan membawa risiko terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depan. “Bila pemerintah memutuskan tetap menjaga harga BBM setidaknya sampai 2024 atau sebelum pemilu, ini malah membawa risiko terhadap APBN,” tutur Helmi dalam bincang bersama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB), Rabu (8/6) secara daring.