JAKARTA. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merekomendasikan pemerintah untuk melakukan pencatatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berbasis akrual. Hal tersebut untuk menunjukkan defisit anggaran yang lebih akuntabel. Anggota II BPK Bidang Perekonomian Agus Joko Pramono mengatakan, perhitungan defisit APBN selama ini belum menunjukkan angka yang sebenarnya secara realistis. Hal tersebut terjadi lantaran selama ini pemerintah menggunakan pencatatan APBN berbasis kas. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan agar pemerintah menggunakan pencatatan APBN berbasis akrual yang lebih akuntabel, yaitu mempertimbangkan tagihan-tagihan yang muncul yang bersifat spontan. Model pencatatan akrual lanjutnya, dapat menunjukkan defisit anggaran yang mencerminkan keadaan sebenarnya.
APBN harus berbasis akrual agar defisit realistis
JAKARTA. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merekomendasikan pemerintah untuk melakukan pencatatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berbasis akrual. Hal tersebut untuk menunjukkan defisit anggaran yang lebih akuntabel. Anggota II BPK Bidang Perekonomian Agus Joko Pramono mengatakan, perhitungan defisit APBN selama ini belum menunjukkan angka yang sebenarnya secara realistis. Hal tersebut terjadi lantaran selama ini pemerintah menggunakan pencatatan APBN berbasis kas. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan agar pemerintah menggunakan pencatatan APBN berbasis akrual yang lebih akuntabel, yaitu mempertimbangkan tagihan-tagihan yang muncul yang bersifat spontan. Model pencatatan akrual lanjutnya, dapat menunjukkan defisit anggaran yang mencerminkan keadaan sebenarnya.