KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mencetak kinerja positif hingga kuartal I-2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, salah satu indikator yang dilihat adalah adanya surplus anggaran. Menurut catatannya, surplus APBN pada kuartal I-2022 tercatat Rp 10,3 triliun atau sebesar 0,06% Produk Domestik Bruto (PDB) dan tumbuh positif 107,2% bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. “Ini artinya kondisi APBN kita positif, surplus sampai dengan akhir kuartal I-2022. Membaik dari negatif dalam para kuartal I-2021 yang mencapai Rp 143,7 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTa, Rabu (20/4).
Surplus anggaran ini tak lepas dari moncernya penerimaan pada kuartal I-2022. Pendapatan negara hingga akhir Maret 2022 tercatat Rp 501,0 triliun atau tumbuh 32,1% yoy dari realisasi per Maret 2021 yang sebesar Rp 379,4 triliun. Baca Juga: Penerimaan Pajak RI Tumbuh 41,36% pada Kuartal I 2022 Pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan perpajakan yang tercatat Rp 401,8 triliun atau tumbuh 38,4% yoy dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tercatat Rp 99,1 triliun atau tumbuh 11,8% yoy. Sebaliknya, realisasi belanja negara tercatat Rp 490,6 triliun atau lebih rendah 6,2% yoy dari realisasi per Maret 2021 yang sebesar Rp 523,0 triliun. Ini terdiri dari belanja pemerintah pusat yang tercatat Rp 314,2 triliun, atau turun 10,3% yoy di tengah peningkatan penyaluran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 176,5 triliun atau naik 2,0% yoy. Dengan surplus anggaran ini, maka pembiayaan utang merosot tajam. Pemerintah hanya mengeluarkan Rp 139,4 triliun untuk pembiayaan anggaran atau merosot 58,1% yoy. Ini pun membuat ada sisa anggaran lebih atau SILPA sebesar Rp 149,7 triliun.