KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di pasar internasional terus meningkat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 bakal diuntungkan oleh kenaikan harga minyak, karena subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah diminimalkan. Namun, PT Pertamina bakal menanggung dampak negatif kenaikan harga minyak jika pemerintah masih menahan harga premium Rp 6.550 per liter. Harga minyak WTI menembus US$ 64,38 per barel pada perdagangan Selasa (16/1), tertinggi sejak tahun 2015. Tren kenaikan harga minyak diperkirakan masih berlanjut pada tahun ini. APBN 2018 menggunakan asumsi harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) US$ 48 per barel. Terbaru, pemerintah menghitung ICP pada Desember 2017 sebesar US$ 60,90 per barel. Pada periode itu, harga rata-rata minyak WTI US$ 57,98 per barel.
APBN untung, Pertamina buntung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di pasar internasional terus meningkat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 bakal diuntungkan oleh kenaikan harga minyak, karena subsidi bahan bakar minyak (BBM) sudah diminimalkan. Namun, PT Pertamina bakal menanggung dampak negatif kenaikan harga minyak jika pemerintah masih menahan harga premium Rp 6.550 per liter. Harga minyak WTI menembus US$ 64,38 per barel pada perdagangan Selasa (16/1), tertinggi sejak tahun 2015. Tren kenaikan harga minyak diperkirakan masih berlanjut pada tahun ini. APBN 2018 menggunakan asumsi harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) US$ 48 per barel. Terbaru, pemerintah menghitung ICP pada Desember 2017 sebesar US$ 60,90 per barel. Pada periode itu, harga rata-rata minyak WTI US$ 57,98 per barel.