KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) bersama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) menyatakan bahwa perkembangan transaksi digital dalam sektor perdagangan pangan, khususnya di pasar tradisional, memberikan kemudahan bagi transaksi antara penjual dan pembeli. Sekretaris APDI DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya menyoroti pentingnya peningkatan ekosistem transaksi digital. Mufti menjelaskan bahwa deflasi harga pangan berdampak pada penurunan omzet yang cukup signifikan di pasar tradisional. Namun, para pedagang menyambut baik penggunaan QRIS sebagai sarana pembayaran digital.
Baca Juga: Hindari yang Ilegal, Berikut Deretan 98 Pinjol Legal Resmi Terdaftar OJK Oktober 2024 “Penggunaan QRIS yang digalakkan pemerintah kami sambut positif sebagai langkah transformasi transaksi dari tunai ke digital. Namun, hal ini perlu dibarengi dengan keseriusan dari pemerintah sendiri,” ujar Mufti dalam keterangannya, Selasa (29/10). Mufti menambahkan bahwa untuk menciptakan ekosistem transaksi digital yang efektif, pemerintah perlu melibatkan berbagai pihak, terutama para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di pasar tradisional yang mungkin memiliki keterbatasan dalam penggunaan teknologi digital. “Kami berharap kementerian, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat meningkatkan sistem transaksi digital dengan berbagai kemudahan yang dapat dinikmati para pedagang, khususnya di pasar tradisional,” ungkapnya. Direktur Utama PT TDC Indra menegaskan bahwa ekosistem digital perlu terus ditingkatkan baik dari sisi manusia, bisnis, maupun sistemnya. “Ketiga komponen ini merupakan fondasi utama untuk pengembangan ekosistem digital yang saling terhubung dalam satu teknologi yang mudah, efektif, dan rendah biaya,” jelasnya.
Baca Juga: idEA Dorong Pemerintah Buka Ruang Kolaborasi Majukan E-Commerce dan Ekonomi Digital Indra mencontohkan proses transaksi jual-beli daging yang selama ini manual dapat dialihkan ke sistem digital, asalkan fitur yang disediakan mempermudah transaksi tersebut. Salah satu inovasi yang disediakan TDC adalah fitur Kasirku dalam aplikasi Posku Lite yang memungkinkan pedagang menerima pembayaran secara fleksibel melalui tunai, QRIS, dan transfer bank. Fitur ini juga memudahkan pedagang untuk mengubah harga produk yang dinamis, seperti harga daging harian, serta menampilkan informasi diskon dan kembalian untuk pembayaran tunai, sehingga meminimalisir kesalahan. Untuk kemudahan pencatatan keuangan, fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi yang mencakup data harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan, yang dicatat secara sistematis agar pengguna dapat meninjau kembali aktivitas penjualan mereka dengan mudah. Keunggulan lain dari sistem Posku Lite adalah berbasis Android dan menekankan pada kecepatan serta kemudahan bagi pengguna.
Baca Juga: BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai dan Non-Tunai, Praktisi: Kuncinnya di Fitur “Posku Lite dapat diunduh secara gratis, memungkinkan transaksi kurang dari satu menit, dan menggunakan QRIS dinamis dengan waktu pemrosesan dua menit. Proses penyelesaian uang masuk ke rekening maksimal 24 jam setelah pembayaran diterima,” kata Indra. Lebih lanjut, Indra menyampaikan bahwa TDC tengah mengembangkan sistem Payment Point Online Bank (PPOB) yang memungkinkan berbagai macam pembayaran seperti PLN, BPJS, PDAM, telepon, internet, hingga voucher game dilakukan secara online. “Semakin besar manfaatnya, semakin mudah penggunaannya, dan jika gratis, pasti akan diminati masyarakat. Transaksi digital adalah keniscayaan, yang akan semakin mendukung perputaran ekonomi digital Indonesia,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto