APEPI: Pameran perhiasan turut mendongkrak ekspor emas



JAKARTA. Harga emas terus melonjak tinggi. Saat ini, harga emas berkisar US$ 1.860 per troy ounce atau hampir Rp 500.000 per gram. Nilai itu jauh melompat dari akhir tahun 2010 yang sekitar US$ 1.450 per troy ons. Menjulangnya harga emas tersebut ditaksir cuma bersifat sementara dan tidak sampai melesukan industri dalam negeri.

Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI), Iskandar Husin, jika krisis ekonomi di Eropa membaik, harga emas juga lekas stabil.Iskandar tak menampik, dua pekan dalam sebulan terakhir, penjualan emas tumbuh stagnan bahkan melorot. Itu semua dampak menjulangnya harga emas. Kendati begitu, masyarakat masih tetap membeli emas.

"Gambarannya begini, yang biasa membeli 100 gram, sekarang cuma 60 gram," kata Iskandar kepada KONTAN, Jumat (19/8) malam. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup bagus ikut meningkatkan daya beli. Alhasil, kenaikan harga emas tertutup Produk Domestik Bruto (PDB).Di saat yang sama, pemerintah terus menggalakkan industri emas, terutama untuk ekspor. Iskandar menjelaskan, Indonesia menargetkan menjadi 1 dari 26 negara dengan nilai ekspor tertinggi. Pada semester I 2011, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 98 miliar. Pada semester II ini, dia memprediksi, tingkat ekspor emas bisa melampaui US$ 200 miliar. "Bahkan bisa lebih," yakin Iskandar.Menurut Iskandar, keyakinan itu ditopang emas sebagai industri ke-8 yang mendorong ekspor Indonesia. "Setiap bulan kita mengekspor satu ton emas ke berbagai belahan dunia, terutama China dan India. Bahkan dari Antam permintaan ekspor emas per semester I sudah 50 ton, produsen emas kita pasti semangat," terang dia.Selain itu, momen Indonesia Jewellery Fair ikut memacu semangat pelaku industri emas serta mendorong ekspor. Iskandar meramalkan, momen tahunan yang diselenggarakan di Surabaya kali ini berbuah lebih baik ketimbang tahun lalu. Soalnya, produk makin variatif.Dia menjabarkan, Indonesia Jewellery Fair 2011 melibatkan 130 stan dari dalam negeri dan 26 dari asing. "Selain sebagai kalender dunia, ajang ini menarik pecinta perhiasan lokal dan buyer asing. Jadi bukan promosi sesaat, efeknya jangka panjang," terang dia.Penyelenggara berupaya mengajak pelaku industri emas aware dengan tren dunia. Yaitu, memadukan emas putih, emas kuning, dengan bebatuan warna-warni. "Memang emas putih masih dominan, tapi 2012 nanti trennya tiga-empat warna. Untuk mengembangkan industri lokal, kami ajak mereka variasi desain, sehingga value added-nya ada," ucap dia. Iskandar memaparkan, batu-batuan lokal tersebut seperti akik yang kualitasnya tak kalah dari giok. Asosiasi menargetkan pengunjung mencapai 30.000 hingga penutupan di Senin nanti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie