APEX berharap harga minyak terus merangkak naik



JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berharap harga minyak dunia terus meningkat hingga beberapa tahun ke depan. Melihat jasa pertambangan masih yang menjadi tulang punggung penopang pendapatan perusahaan.

Sekretaris Perusahaan Apexindo Frieda Salvantina mengatakan kondisi harga komoditas saat ini masih lebih baik dari awal tahun. Dengan harga minyak dunia sempat menyentuh angka US$ 49 per barel pada bulan lalu, dari awal tahun yang di awal tahun jatuh hingga US$ 30 per barel, belum bisa membuat kondisi bisnis jasa migas membaik.

"Pasca Brexit harga minyak turun lagi. Analis masih memprediksi harga minyak lesu, paling tidak hingga 2017," Ungkapnya kepada KONTAN, Jumat (1/7).


Kondisi keuangan perusahaan juga menunjukkan pada kuartal I pertama pendapatan perusahaan turun 33,5 % menjadi US$ 43,4 juta, dari periode sama tahun 2015 sebesar US$ 65,3 juta. Apexindo juga masih membukukan rugi sebesar US$ 2,8 juta, walaupun menurun dari periode sama tahun sebelumnya US$ 3,2 juta.

Untuk itu dari kondisi ini perusahaan masih belum bisa menjabarkan berapa target pendapatan yang dibidik perusahaan. Berikut pula dengan dana belanja yang direncanakan untuk ekspansi perusahaan. "Anggarannya belum bisa kami info saat ini, melihat situasi industri migas yang masih belum pulih," kata Frieda.

Yang jelas, Frieda melanjutkan dana capex akan dialokasikan hanya untuk normal maintenance atas aset-aset perusahaan, belum ada rencana penambahan aset atau ekspansi lainnya. Selain itu perusahaan juga menjadi semakin selektif dalam mengeluarkan dana untuk belanja modal.

Selain selektif dalam pengeluaran belanja modal, perusahaan juga melakukan efisiensi biaya operasional untuk menjaga margin keuangan tahun ini. "Untuk itu perusahaan berharap harga minyak dunia bisa kembali rebound ke level normal atau di atas US$ 50 per barel," kata Frieda

Asal tahu saja, Perusahaan mengakui kesulitan untuk mendapatkan kontrak-kontrak anyar pada tahun ini. terakhir Apexindo baru mengantongi kontrak jasa pengeboran panas bumi dari PT Pertamina Geothermal Energy dan kontrak pengeboran offshore dari Santos Limited.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto