Apexindo (APEX) Konversi OWK Rp 1,63 T, Cek Prospek Kinerja & Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement melalui konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) Tranche 1. Nilainya setara dengan US$ 115 juta atau sekitar Rp 1,63 triliun.

Direktur Apexindo Pratama Duta, Mahar Atanta Sembiring mengungkapkan jumlah OWK Tranche 1 tersebut ekuivalen dengan 886.616.666 (886,61 juta) lembar saham setelah dikonversi.

"Pelaksanaan atas konversi OWK Tranche 1 tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Mei 2024," ujar Mahar dalam keterbukaan informasi, Selasa (2/7).


Adapun, jumlah saham tambahan yang akan dicatatkan sebanyak 612.838.095 (612,83 juta) saham, dengan nilai nominal saham tambahan Rp 500 per lembar saham. Sedangkan harga pelaksanaannya adalah Rp 1.846,63 per lembar saham. Saham tambahan akan dicatatkan pada 17 Juli 2024.

Baca Juga: Kinerja Apexindo Pratama Duta (APEX) Terkerek Berkat Utilisasi Rig yang Naik

Ada lima pemilik atas 612,83 juta saham tambahan tersebut. Mereka adalah HSBC Bank Plc. sebanyak 102,88 juta saham, Qatar National Bank (Q.P.S.C) 61,54 juta saham, ACP I Trading LLC sebesar 197,66 juta saham, Conover Investments LP 75,52 juta saham, dan Pathfinder Strategic Credit II LP sebanyak 175,22 juta saham.

Prospek Kinerja APEX

Corporate Secretary Apexindo Pratama Duta, Frieda Salvantina menerangkan OWK tersebut merupakan bagian dari Perjanjian Perdamaian yang timbul dan dibuat sebagai bagian dari proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang sempat dijalani APEX pada tahun 2019. Langkah ini juga sudah mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB APEX pada bulan Februari 2020.

"Perseroan berharap langkah ini dapat memperbaiki posisi keuangan, dimana Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang semakin berkurang serta arus kas yang lebih kuat di masa yang akan datang," kata Frida kepada Kontan.co.id, Jum'at (5/7).

Pada awal tahun ini, APEX berhasil menumbuhkan kinerja dengan membukukan pendapatan senilai US$ 23,78 juta dalam tiga bulan pertama 2024. Tumbuh 52,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY) yang kala itu sebesar US$ 15,57 juta.

Mayoritas pendapatan APEX pada kuartal I-2024 berasal dari segmen jasa pemboran sebesar US$ 22,04 juta, yang meningkat 62,05% (YoY). Segmen jasa pemboran berkontribusi 92,68% terhadap pendapatan APEX hingga Maret 2024.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, keuntungan APEX ikut terkerek naik. Laba bersih periode berjalan APEX meningkat 65,04% (YoY) dari sebelumnya US$ 1,03 juta menjadi US$ 1,70 juta per kuartal I-2024.

 
APEX Chart by TradingView

Frieda menjelaskan, faktor pendorong kinerja pada kuartal I-2024 adalah adanya peningkatan utilisasi rig APEX dibandingkan dengan kuartal I-2023. "Perseroan berharap dapat menjaga pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini, dan berharap semua kontrak yang berjalan akan berlangsung lancar dan aman," ungkap Frieda.

Selain itu, APEX juga terus mempelajari peluang-peluang yang ada untuk memaksimalkan utilisasi rig yang belum bekerja. Yakni dengan mengikuti tender, baik di segmen minyak dan gas (migas) maupun panas bumi, yang sesuai dengan spesifikasi teknis rig dan memberi economical value untuk APEX.

Secara bersamaan, pada tahun ini APEX memasang strategi untuk melakukan pengendalian biaya dengan tetap menjaga standar operasional, mengutamakan keselamatan kerja, serta berupaya memaksimalkan tingkat utilisasi armada, khususnya rig-rig yang masih idle atau tidak bekerja.

Frieda belum merinci total anggaran belanja modal (capex) yang disiapkan APEX untuk 2024 dan realisasi dalam tahun berjalan ini. Yang terang, APEX akan mengalokasikan capex untuk perawatan rutin rig lepas pantai sesuai ketentuan yang berlaku, serta alokasi untuk reaktivasi rig, khususnya rig darat jika mendapat pekerjaan yang cocok. 

Rekomendasi Saham APEX

Analis Stocknow.id Muhammad Thoriq Fadilla memberikan catatan dengan adanya pencatatan sebanyak 612,83 juta saham tambahan dari konversi OWK Tranche 1, maka para pemegang saham APEX perlu mencermati efek dilusi kepemilikan.

Di sisi lain, dia memprediksi aksi tersebut bisa membawa dampak positif bagi APEX dalam jangka panjang.

Dengan begitu, APEX akan memiliki posisi fundamental perusahaan dan keuangan yang lebih baik, sehingga bisa fokus pada investasi proyek baru dan peningkatan kapasitas operasional. Secara kinerja, APEX berpeluang menjaga capaian positif pada kuartal I-2024, sejalan dengan prospek permintaan migas global yang terus meningkat.

Baca Juga: Apexindo (APEX) Gelar Private Placement Untuk OWK Tranche 1 Senilai Rp 1,63 Triliun

"Harga migas mengalami penguatan, dan memberikan peluang bagi perusahaan jasa pemboran seperti APEX. Selain itu dari sisi domestik, Pemerintah dan perusahaan migas besar terus berinvestasi dalam eksplorasi dan produksi, yang berarti adanya permintaan berkelanjutan untuk jasa pengeboran," terang Thoriq.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo punya pandangan serupa, dimana konversi OWK Tranche 1 berpotensi membawa dampak positif bagi APEX. Sebagai rekomendasi, William menilai saham APEX bisa dipertimbangkan untuk speculative buy.

Perhatikan rentang support harga di level Rp 121 dan resistance pada area Rp 150. Sedangkan Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan trading buy saham APEX dengan mencermati support di Rp 132 untuk target harga Rp 153 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari