KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak bukan saja menyulut kinerja emiten yang bergerak di pertambangan minyak dan gas (migas). PT Apexindo Pratama Duta Tbk (
APEX) sebagai emiten yang bergerak di bidang jasa migas juga turut kecipratan panasnya harga minyak. Direktur APEX Mahar Atanta Sembiring berharap, harga minyak dapat berada di level yang baik untuk ke depan, sehingga dapat bertranslasi positif terhadap kinerja APEX. Dia menilai, efek kenaikan harga minyak terhadap kinerja APEX akan dirasakan secara tidak langsung. Ketika harga minyak tinggi, animo pengeboran minyak dari pelanggan APEX diestimasikan bakal meningkat, yang bermuara pada
daily rate rig yang baik.
“Pada waktu penandatanganan kontrak, kami hanya tekan dari
daily rate yang tidak dapat diubah. Akan tetapi
daily rate merupakan gambaran kebutuhan dari rig dan itu adalah gambaran harga pasar yang berlaku,” kata Mahar dalam
public expose insidentil yang digelar secara virtual, Selasa (19/9). Saat ini, APEX juga aktif mengikuti tender, baik offshore maupun onshore, baik di lingkup PT Pertamina maupun perusahaan panas bumi (geothermal). Mahar mengaku APEX mulai aktif mengikuti tender di bisnis geothermal sejak tahun lalu. Setidaknya ada 2 sampai 3 tender onshore yang diikuti saat ini.
Baca Juga: Saham Masuk UMA, Ini Kata Apexindo (APEX) Akan tetapi, APEX tetap selektif dalam memilih tender yang diikuti. Hal ini agar spesifikasi rig sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan penyewa. Saat ini, APEX tercatat memiliki 5 rig yang aktif dan akan beroperasi. Sebanyak satu rig jack up, dua rig swamp barge dan satu unit rig darat APEX bekerja untuk Pertamina Group. Rinciannya, pertama, Rig Tasha yang beroperasi hingga Juli 2024 di Pertamina Hulu Mahakam, Kalimantan Timur. Kedua, Rig Yani yang beroperasi Hingga November 2024 di Pertamina Hulu Mahakam Kalimantan Timur. Ketiga, Rig Raisis yang beroperasi hingga Maret 2024 di Pertamina Hulu Mahakam, Kalimantan Timur. Keempat, Rig 9 yang beroperasi hingga kuartal I-2024 untuk PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO) di Ulubelu, Lampung. Kelima, Rig 10 yang akan bekerja pada kuartal III- 2023 untuk PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) di Suban, Sumatra Selatan Meski permintaan jasa migas meningkat, Mahar mengatakan APEX belum berniat untuk menambah jumlah rig. “Sampai saat ini kami tidak ada rencana penambahan rig, namun jika memungkinkan dan ada kontraknya, ada kemungkinan untuk melakukan penambahan,” kata Mahar.
Merujuk laporan keuangan, pada semester I-2023 APEX membukukan pendapatan sebesar US$33,13 juta. Realisasi tersebut turun 29,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 46,73 juta. Menurut manajemen, turunnya pendapatan disebabkan oleh menurunnya tingkat utilisasi rig di awal 2023. Namun, mulai beroperasinya Rig dengan PGEO diharapkan bisa menyimbangkan pendapatan APEX. Hingga Juni 2023, tingkat utilisasi rig lepas Pantai milik APEX berada di angka 71%, sedangkan tingkat utilisasi rig darat sebesar 12%. Saat ini APEX sudah merealisasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 5 juta, yang diantaranya untuk operasional rig 10 untuk kuartal ketiga tahun ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari