KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menghadapi banyak tantangan di 2018. Meski banyak tantangan, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai ekspor tahun 2019 masih bisa bertumbuh Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menjelaskan meski data riil belum didapat namun dirinya menilai ekspor tahun lalu capai target. Pada tahun 2018, Kementerian Perindustrian (Kemprin) mematok ekspor industri TPT sebesar US$ 13,5 miliar. Naik nilai ekspor TPT tahun 2017 sebesar US$ 12,59 miliar "Ekspor TPT kita capai US$ 13,5 miliar lebih sedikit dan didapat dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan juga Korea Selatan," kata Ade kepada Kontan.co.id, Rabu (2/1). Menurutnya dari hasil tersebut, industri TPT Indonesia harusnya bisa optimis punya masa depan yang baik. Oleh karena itu tahun 2019 diyakini ekspor bisa tumbuh single digit.
Hanya saja API menilai sejatinya ekspor bisa tumbuh double digit. Tapi pekerjaan rumah perlu banyak dibenahi secara struktural. "Khususnya di industri hulu seperti dari energi. Harga gas terlalu tinggi membuat industri TPT asal Indonesia kurang kompetitif," katanya. Dari segi bahan bahan baku purified terephthalic acid (PTA) lokal menurutnya juga lebih tinggi harganya 20% ketimbang negara lain. Akibatnya produk turunan menjadi lebih mahal. Kompensasinya harga produk turunan hilir menjadi tidak juga kompeittif.