API ungkap dampak naiknya harga bahan baku ke industri tekstil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menjelaskan, harga bahan baku tekstil yang semakin melambung tinggi berdampak buruk terhadap industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) API Rizal Rakhman menilai, masalah yang terjadi di hulu akan memberikan efek domino terhadap keberlangsungan industri TPT hilir, termasuk pelaku Industri Kecil Menengah (IKM).

 “Sehingga bahan baku ke IKM juga naik tinggi. Kenaikan di fiber hulu sekitar 15%, sehingga sampai hilir bisa sampai 30%,” ungkap Rizal kepada Kontan.co.id, Minggu (14/3).


Pada akhirnya, harga garmen yang dijual di pasaran ikut terkerek naik. “Ya bahan baku serat naik, otomatis bahan baku benang naik, harga benang naik maka harga kain naik sampai ke garmen,” terangnya.

Baca Juga: APSyFI menyebut harga bahan baku tekstil ikut terkerek harga minyak

Seperti yang telah diketahui, TPT belum benar-benar pulih dari efek pandemi Covid-19 di tahun lalu. Setelah sebelumnya berhasil merangkak naik pada kuartal IV-2020, kabar melonjaknya harga bahan baku di awal tahun ini, sontak kembali menampar industri tekstil.

Meskipun demikian, Rizal menilai, tren produk alat pelindung diri (APD) seperti hazmat dan masker non medis, masih menjadi prospek bisnis yang cukup menjanjikan di tahun ini.

Sehingga bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha, sebagai alternatif untuk mendulang keuntungan di tengah pandemi.

Terakhir Rizal berharap, kondisi ekonomi di Indonesia bisa semakin membaik, dan pemerintah kian mendukung keberlangsungan industri ini sehingga pasar dalam negeri bisa terselamatkan.

“Kami berharap bisa semakin membaik. Kondisi pandemi juga segera berlalu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto