JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal di Indonesia selama triwulan kedua tahun ini sebesar Rp 170,9 triliun atau hanya naik 3% dari realisasi di triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 165,8 triliun. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menilai, pertumbuhan yang tipis ini bisa dilihat dari situasi perekonomian Indonesia, Shinta melihat, kondisi makro dalam negeri baik, namun dari segi mikro jelek. “Makro baik, mikro jelek. Ini adalah sebuah kendala. Semua sektor, ritel, properti di Indonesia juga masih dalam kendala. Penjualan mi instan saja turun 4%. Jadi, kalau udah pengaruh ke makanan minuman, sangat mengkhawatirkan kondisi mikro,” kata Shinta kepada KONTAN, Rabu (26/7).
Apindo: Kondisi makro baik, mikro jelek
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal di Indonesia selama triwulan kedua tahun ini sebesar Rp 170,9 triliun atau hanya naik 3% dari realisasi di triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 165,8 triliun. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menilai, pertumbuhan yang tipis ini bisa dilihat dari situasi perekonomian Indonesia, Shinta melihat, kondisi makro dalam negeri baik, namun dari segi mikro jelek. “Makro baik, mikro jelek. Ini adalah sebuah kendala. Semua sektor, ritel, properti di Indonesia juga masih dalam kendala. Penjualan mi instan saja turun 4%. Jadi, kalau udah pengaruh ke makanan minuman, sangat mengkhawatirkan kondisi mikro,” kata Shinta kepada KONTAN, Rabu (26/7).