Apindo memproyeksi industri properti bisa bertumbuh sampai 30% di semester II 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap di akhir semester II 2020 mendatang, sektor industri properti bisa tumbuh sebesar 20% sampai 30% dibandingkan dengan semester I 2020.

Ketua Umum APINDO bidang Properti dan Kawasan Ekonomi, Sanny Iskandar menyebutkan proyeksi tersebut merupakan bentuk optimisme atas respon pasar industri properti yang mulai bergerak di masa new normal.

"Kami cukup memiliki optimisme di semester II 2020 ini, karena di kuartal I dan kuartal II 2020 khususnya, situasi bisnis bagi pengusaha industri properti sangat berat. Di masa new normal ini, aktivitas perekonomian mulai bergulir di tengah protokol kesehatan yang ketat, pasar juga mulai merespon," jelas Sanny saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/8).


Namun demikian, Sanny berkata para pengusaha industri properti masih membutuhkan bantuan atau insentif dari Pemerintah untuk mempertahankan cashflow dan pergerakan kinerja perusahaan.

Baca Juga: Di Bawah Tekanan Pandemi, Resesi Ekonomi Tinggal Menunggu Waktu

Ia menyebutkan, salah satu bantuan yang dibutuhkan oleh industri properti adalah keringanan atau menghilangkan beban biaya pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan PPh masing-masing 5% sampai situasi stabil dari COVID-19.

"Kedua beban tersebut memiliki total 10% untuk pengeluaran, dan kami berharap transaksi ini bisa ditanggung oleh Pemerintah sampai dampak dari COVID-19 ini mereda. Bantuan ini bisa mengembalikan lagi aktivitas transaksi di sektor industri properti," sambung dia.

Sanny menambahkan, di saat yang sama para pengembang juga telah melancarkan strategi di bidang produksi dan pemasaran. Di masa new normal, para pengembang properti menyasar kelompok milenial dengan menyajikan produk properti dengan harga di bawah Rp1 miliar dan disain rumah tapak (landed house) yang lebih kecil namun compact (praktis).

Sedangkan dari sisi pemasaran, banyak pengembang menawarkan fasilitas media online untuk menyajikan detail bangunan dan disain properti hingga memberikan penjelasan kepada calon pembeli secara virtual.

Hal ini, menurut Sanny, selaras dengan protokol kesehatan yang berlaku, namun tidak menghilangkan esensi pengalaman seperti berkunjung secara langsung ke lapangan. "Tak hanya itu, dari sisi pemasaran pun banyak pengembang menawarkan diskon-diskon menarik. Misalnya di Bumi Serpong Damai (BSD), memberlakukan bebas biaya BPHTB saat ini," tuturnya.

Baca Juga: Terkait isu reshuffle kabinet Jokowi-Amin, ini harapan pengusaha

Menurut Sanny, saat ini merupakan waktu yang tepat melakukan pembelian properti karena banyaknya keringanan dan diskon yang diberikan oleh pengembang. "Bisa dikatakan, hal tersebut menjadi salah satu gebrakan dari developer untuk memberikan harga-harga khusus. Ini dilakukan juga untuk mempertahankan cashflow," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .