Apindo: Perlu hilirisasi rumput laut dalam negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengkritisi kondisi industri rumput laut Indonesia. Pengembangan pabrik pengolahan rumput laut dalam negeri masih terbatas, sehingga ekspor yang dilakukan masih terfokus pada rumput laut mentah tanpa nilai tambahan.

Thomas Darmawan, Ketua Bidang Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan, industri pengolahan di sejumlah daerah baru bisa bergerak bila mendapatkan bantuan terarah dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terutama dalam pengembangan usaha pengolahan berbasis lokal untuk rumput laut bentuk ATG (Alkali Treated Gracillaria) dan ATC (Alkali Treated Cottonii).

"Karena saat ini, perusahaan asing semakin menyulitkan pasokan industri dalam negeri karena mereka membeli bahan baku mentah. Dan sebagian besarnya diekspor dalam bentuk bahan mentah juga," kata Thomas saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/10).


Padahal, bila rumput laut tersebut diolah dalam negeri, tentu akan memberi nilai tambah yang lebih baik dan pendapatan devisa yang lebih tinggi bila diekspor.

Tak hanya itu, Thomas melihat jaminan pasokan untuk industri rumput laut dalam negeri masih tergolong minim. Hal ini disebabkan kurangnya arahan pemerintah dalam mengamankan produksi dalam negeri serta mempertahankan konsistensi kualitas.

Asal tahu, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor perikanan pada periode Semester pertama 2018 terus mengalami kenaikan. Pada rumput laut juga mengalami kenaikan ekspor 59,87% jadi US$ 128,65 juta dan volume naik 13,02% jadi 92.680 ton.

Adapun dalam catatan Badan Pusat statistik, periode Januari hingga Agustus 2018, senilai US$ 129,92 juta alias naik 54,46% dari kinerja periode sama tahun lalu di US$ 84,12 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto