KONTAN.CO.ID - Pemerintah telah membacakan Nota Keuangan dan RAPBN 2018 di DPR, Rabu (16/8). Pelaku usaha memberikan beberapa catatan terkait rancangan tersebut.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menilai, angka pertumbuhan ekonomi dan penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2018 tidak mudah dicapai.

“Memang harus diakui bahwa target growth 5,4% tidak mudah, dan penerimaan pajak tumbuh 9,3% masih banyak tantangan. Tapi, menurut saya masih mungkin bisa dicapai,” kata Shinta kepada KONTAN, Kamis (17/8).

Secara keseluruhan, menurut Shinta, RAPBN 2018 mencerminkan konsolidasi fiskal setelah 2015 dan 2016 targetnya sangat agresif. Ia melihat hal ini tercermin dari defisit primer yang ditargetkan turun 45% dibanding 2017.

Adapun total belanja naik 5% dibanding outlook 2017. Dana untuk Program Keluarga Harapan (PKH) juga naik secara signifikan. Selain itu, defisit anggaran ditargetkan turun dari 2,67% pada 2017 menjadi 2,19% “RAPBN 2018 mencerminkan anggaran yang kredibel,” ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, arah kebijakan keuangan negara tahun depan adalah penerimaan tinggi dan belanja yang disiplin. Tujuannya adalah menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, belanja untuk pendidikan, dan lain-lain.

Berikut rincian asumsi dasar ekonomi makro tahun 2018 : a. Pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2018 ditargetkan sebesar 5,4% b. Laju inflasi dalam tahun 2018 diperkirakan berada pada level 3,5% c. Nilai tukar rupiah diperkirakan sebesar Rp 13.500 per dollar AS d. Rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara 3 bulan, dalam tahun 2018 diasumsikan berada pada tingkat 5,3% e. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia dalam tahun 2018 diperkirakan sebesar 48 US$ per barel f. Lifting minyak bumi tahun 2018 diperkirakan mencapai 800 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1,2 juta barel per hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini