Apkasindo: Kunjungan Wapres Jadi Tonggak Sejarah Bagi Petani Sawit di Papua Barat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menerima kunjungan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, yang datang untuk meninjau program peremajaan sawit rakyat di lahan seluas 2.044 hektare (ha).

Pada kunjungan tersebut, penyerahan rekomendasi teknis (rekomtek) Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan pabrik sawit petani dilakukan Direktur Jenderal Perkebunan kepada Koperasi Produsen Arfak Sejahtera di Kampung Wasige, Distrik Prafi, Manokwari, Papua Barat. 

Apkasindo sebagai organisasi petani kelapa sawit terbesar di Indonesia, telah berupaya memenuhi amanah Presiden Jokowi dengan merencanakan pendirian pabrik kelapa sawit untuk petani.  


Baca Juga: Apkasindo Sebut Kunjungan Wapres Jadi Tonggak Sejarah Petani Sawit di Papua Barat

Upaya ini diikuti oleh dua audiensi dengan Wakil Presiden untuk memberikan update tentang perkembangan sawit rakyat di seluruh Indonesia.

Ketua Umum Apkasindo, Gulat ME Manurung, menekankan bahwa penyerahan rekomtek dan PSR adalah tonggak sejarah baru bagi perkebunan sawit petani di Papua Barat. 

Dia menjelaskan bahwa petani telah menanti keberadaan pabrik sawit koperasi karena sebelumnya hasil panen dijual ke pabrik di luar Manokwari, yang jaraknya puluhan kilometer. 

Hal ini mengakibatkan petani mendapatkan harga rendah dan kualitas Tandan Buah Segar (TBS) menurun akibat waktu pengiriman hingga 4 hari.

Pabrik sawit yang akan dibangun ini mempunyai kapasitas olah 15 Ton TBS per jam dan dapat ditingkatkan menjadi 30 Ton TBS per jam, bergantung pada produktivitas kebun sawit. 

Baca Juga: Apkasindo Berharap Tak Ada Lagi Hambatan Peremajaan Sawit Rakyat

Dana pembangunan pabrik sebesar Rp 80 miliar akan dibiayai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan sisanya akan dipinjam oleh Koperasi dari bank pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sedang berpartisipasi dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat dengan dana hibah dari BPDPKS sebesar Rp 30 juta per ha. Sejak tahun 2020, mereka telah menerima program peremajaan untuk lahan seluas 2.044 Ha senilai Rp 60 miliar. 

Koperasi memiliki lahan sawit seluas 9.400 Ha yang terdiri dari tanaman produktif seluas 3.100 ha dan tanaman belum produktif sebanyak 2.044 ha. Sementara itu, kebun sawit seluas 4.256 ha masih memerlukan program peremajaan.

Ketua Koperasi Produsen Arfak Sejahtera, Paiki Dorteus, berterimakasih kepada semua pihak, terkhusus kepada Bapak Wakil Presiden, Kementerian Pertanian, BPDPKS, Bupati Manokwari, Gubernur Papua Barat dan tentunya Apkasindo yang tidak pernah Lelah mendampingi petani sawit Papua Barat untuk PSR dan pendirian PKS ini.

Baca Juga: Petani Sawit Meminta Kebijakan DMO Direvisi

"Dengan segala keterbatasan kami, tanpa Bapak Ibu sekalian mustahil bagi kami untuk mendirikan pabrik sawit. Kami berjanji akan menjadikan PKS ini sebagai teladan bagi semua petani sawit sehingga akan menambah semangat saudara kami petani sawit yang tersebar dari Aceh sampai Papua," ujar Paiki. 

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera memiliki luas perkebunan sawit sebesar 9.400 Ha yang tersebar di 3 kecamatan/distrik yaitu Warmare, Prafi, Masni. 

Perkebunan sawit ini berasal dari Pola PIR seluas 4.400 Ha,  koperasi kredit primer anggota (KKPA) seluas 3.000 Ha dan Program Pemerintah Daerah seluas 2000 ha. Total anggota Koperasi Produsen Arfak Sejahtera ini adalah 4.998 KK dengan rata-rata kepemilikan 1,88 hektar per KK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli