Apkasindo minta ekspor produk sawit dan turunannya ke Uni Eropa dihentikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta Pemerintah untuk menghentikan ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya ke Uni Eropa. Hal ini lantaran adanya upaya dari Parlemen Uni Eropa yang menyusun rencana larangan penggunaan minyak sawit untuk energi terbarukan mulai 2021. Sekretaris Jenderal Apkasindo, Asmar Arsjad mengatakan, ekspor CPO dan turunannya ke Uni Eropa tidak tergolong besar dibandingkan negara lainnya. Menurutnya, Indonesia lebih banyak mengekspor CPO dan produk turunannya ke India dan Pakistan. "Pasar dunia kita kan 53% dari Indonesia, kita ekspor sekarang sekitar 30% CPO dan 70% olahan. 20% dari Eropa. Pendapatan devisanya tidak seberapa," ujar Asmar, Jumat (26/1). Tak hanya itu, Asmar pun meminta supaya produk-produk Uni Eropa. Hal ini karena produk Uni Eropa dianggap sudah mendominasi di Indonesia. Menurut Asmar, larangan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel tersebut dapat memukul Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia serta dapat merugikan 5,3 juta petani rakyat yang ada di Indonesia. Di lain sisi, Mahendra Siregar, Direktur Eksekutif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menilai usulan dari petani tersebut harus dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. "Itu bisa dijadikan sebagai sebuah opsi ke depan. Usulan Apkasindo harus diperhatikan. Kalau petani sendiri yang mengusulkan, tentu bisa memahami risikonya," terang Mahendra. Sementara itu, dia pun berpendapat usulan untuk memboikot produk-produk Uni Eropa harus dikaji kembali. Menurutnya, jangan sampai karena kebijakan tersebut berdampak pada bahan baku produksi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina