Aplikasi Didi Chuxing dihapus di China, ini kata perusahaan



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Perusahaan transportasi online terbesar di China, Didi Global Inc, mengatakan bahwa penghapusan aplikasi "DiDi Chuxing" dari toko aplikasi smartphone di China bakal berdampak buruk pada pendapatan perusahaan.

Seperti diketahui, pada Minggu (4/7), regulator cyberspace (dunia maya) China memerintahkan, toko aplikasi pada smartphone di negara tersebut untuk berhenti tawaran aplikasi Didi. Hal ini dilakukan  setelah regulator menemukan bahwa perusahaan tersebut sudah mengumpulkan data pribadi pengguna secara ilegal.

"Perusahaan memperkirakan penghapusan aplikasi dapat berdampak buruk pada pendapatannya di China," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, hari ini (5/7).


Penghapusan aplikasi Didi, yang tidak mempengaruhi pengguna yang ada, terjadi beberapa hari setelah Didi melakukan debut perdagangannya di Bursa Efek New York. Dalam aksi korporasi ini, Didi berhasil memperoleh dana segar sebesar US$ 4,4 miliar.

Dalam pengajuan rencana IPO pada bulan Juni lalu, Didi melaporkan pendapatan sekitar 42,2 miliar yuan atau setara US$ 6,5 miliar untuk periode Januari-Maret. Dari jumlah itu, 39,2 miliar yuan berasal dari divisi mobilitas China sementara sekitar 800 juta yuan berasal dari bisnis internasionalnya.

Didi memiliki posisi dominan dalam bisnis transportasi online di China dan beroperasi di 4.000 lokasi di 16 negara.

Baca Juga: Usai Alibaba, China selidiki praktik monopoli Didi Chuxing

Didi menambahkan, akan berusaha untuk memperbaiki masalah, dan akan melindungi privasi pengguna serta keamanan data dari penggunanya.

Sejak akhir tahun lalu, regulator internet China telah melakukan tindakan lebih tajam terhadap raksasa teknologi dari negara itu karena pelanggaran aturan.

The Global Times, sebuah tabloid yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa, People's Daily, mengatakan dalam komentar berbahasa Mandarin pada hari Senin bahwa kemampuan "analisis data besar" Didi dapat menimbulkan risiko terhadap keamanan informasi pribadi individu.

"Tidak ada raksasa internet yang diizinkan menjadi basis data super untuk informasi pribadi dari orang-orang China yang berisi lebih banyak detail daripada yang dimiliki negara. Perusahaan-perusahaan ini tidak dapat diizinkan untuk menggunakan data tersebut sesuka mereka," kata Global Times.

Didi mengumpulkan sejumlah besar data mobilitas real-time setiap hari. Ini menggunakan beberapa data untuk teknologi mengemudi otonom dan analisis lalu lintas.

Dalam prospektus IPO-nya, Didi mengatakan "kami mengikuti prosedur yang ketat dalam mengumpulkan, mengirimkan, menyimpan dan menggunakan data pengguna sesuai dengan keamanan data dan kebijakan privasi kami."

Seorang eksekutif senior Didi mengatakan pada hari Sabtu bahwa perusahaan menyimpan semua data pengguna dan jalan China di server di negara itu dan "sama sekali tidak mungkin" mengirimkan data itu ke Amerika Serikat. 

Selanjutnya: Kremlin: Provokasi dari Inggris perlu ditanggapi dengan keras

Editor: Anna Suci Perwitasari