Aplikator pelapis lantai: Pemain masih sedikit



Hasil pekerjaan dengan kualitas tinggi seringkali membutuhkan spesialisasi dan keahlian khusus. Karena itu, dalam sebuah proyek bangunan, tak semua pekerjaan hanya melibatkan satu kontraktor. Biasanya, pemilik proyek akan menyerahkan pengerjaan bagian per bagian kepada kontraktor dengan spesialisasi pekerjaan di bidang itu.

Mulai dari pekerjaan struktur hingga penyelesaian akhir (finishing) bisa melibatkan lebih dari tiga kontraktor. Sebut saja, jika dalam penyelesaian ada kontraktor yang menggarap pengecatan, mechanical electrikal, pengerjaan pemasangan plafon, dan pekerjaan untuk memasang lantai.

Spesialisasi ini menciptakan peluang bagi kontraktor untuk lebih fokus pada keahliannya. Salah satunya pekerjaan untuk memasang pelapis lantai. Peluang dari usaha ini masih terbuka cukup lebar lantaran belum banyak pemain yang terjun di bidang ini.


Kasan, Direktur PT Kontraktor Keramik Indonesia, mengatakan, belum banyak pemain terjun dalam penggarapan lantai ini karena risikonya cukup besar. “Pekerjaan pemasangan keramik ini untuk pemula banyak jebakannya. Bila tak punya keahlian di sana akan menyedot biaya yang tinggi dan pengusaha berisiko merugi pada akhirnya,” jelas dia.

Kasan sendiri telah memulai usaha ini sejak 2002. Saat itu, perusahaan tempatnya bekerja berganti haluan pada bidang produksi dan penjualan. “Jadi, bagian aplikasi dihapuskan. Padahal, tim aplikasi cukup terampil dan kompeten di bidangnya,” kata dia.

Setelah bertemu penyuntik modal, Kasan mendirikan usaha jasa sebagai aplikator keramik ini. Dia cukup berani karena memiliki metode baru dalam pemasangan keramik, yakni cara pemasangan dengan menggunakan perekat atau lem. “Waktu itu, banyak yang masih memakai cara konvensional, belum banyak yang mengenal metode ini,” cetus Kasan.

Kebetulan, cara pemasangan baru ini juga menjadi solusi masalah popping up (ledakan) pada lantai keramik yang dipasang secara konvensional. “Dari situ, saya lihat, ini kebutuhan yang mengharuskan pemakaian metode baru. Artinya, peluang bagi saya terjun ke sana,” ucap pria asal Kisaran, Sumatra Utara, ini.

Dalam perjalanannya, kebutuhan pemasangan keramik dari aplikator khusus ini diminati oleh pemilik proyek. Kasan bilang, selain menghindari ledakan, kebutuhan pemilik bangunan untuk mempercepat proses pengerjaan semakin tinggi. Alhasil, mereka membutuhkan tenaga pemasangan yang terorganisasi, terjamin, cepat, rapi, kuat, dan bergaransi. “Itu yang tidak dimiliki oleh kelas mandor dari perusahaan kontraktor umum,” seru Kasan.

Pemakai jasa KKI cukup beragam. Kasan bilang, order biasa diperolehnya dari kontraktor-kontraktor lokal maupun asing yang menggarap gedung perkantoran, apartemen,  pabrik, mal, sekolah hingga kedutaan besar. “Gedung-gedung tinggi yang membutuhkan karena mereka butuh rapi, cepat, kualitas, dan garansi,” kata Kasan.

Selain pemasangan keramik lantai, KKI menawarkan pemasangan pelapis dari jenis homogenis tile, baik untuk lantai maupun dinding. “Kami memasang pelapis lantai hasil dari pabrikan yang sudah seragam,” kata Kasan.  

Saat ini, KKI bisa memasang keramik sekitar 20.000 m² hingga 30.000 m² saban bulan. Kasan menyiapkan 10 tim untuk pekerjaan pemasangan keramik ini. “Tiap tim bisa mengerjakan 2.000 m²–3.000 m² per bulan,” kata Kasan.

Banderol pemasangan  keramik biasanya sudah satu paket dengan semen, pasir dan perekat. Perhitungannya ini berkisar Rp 95.000-Rp 120.000 per m².  “Itu belum termasuk keramik dan fee kontraktor sebesar 10%. Tapi, ini masih negotiable,” kata Kasan.  

Namun, patokan biaya tergantung dari ukuran keramik, posisi pemasangan dan tinggi lantai. Posisi pemasangan di area yang luas, seperti lapangan sepakbola, satu lantai yang luas, akan lebih murah daripada di apartemen yang terdiri dari kamar-kamar.

Sementara, semakin menjulang lantainya, semakin tinggi harganya. “Jadi, gedung tinggi dengan mal enam lantai, akan lebih murah mal harganya,” kata Kasan. Pasalnya, di area mal kami bisa memasang cepat, koordinasi mudah dan akses yang lebih mudah.

Soal kemudahan akses ini memang berpengaruh ke harga. “Jika pemilik proyek menyediakan fasilitas, seperti lift barang untuk naik ke atas, akan lebih murah dibanding jika kami memanggul,” kata Kasan. Gedung tinggi juga lebih mahal karena biasanya antrean barang yang akan dibawa naik panjang sehingga lebih banyak waktu terbuang.

Pemain lain usaha ini ialah Mohammad Arif, pemilik Sinar Jasa dari Semarang. Arif yang sudah menggeluti jasa pemasangan pelapis lantai selama puluhan tahun ini, mengawali usahanya dari memasang pelapis lantai dan dinding untuk kamar mandi. Baru, pada tahun 1995, dia khusus melayani pemasangan pelapis lantai, granit dan keramik, berukuran besar.

Jasanya banyak dibutuhkan lantaran belum banyak pemain yang bisa memotong granit dengan halus. “Meski masih memakai cara manual, hasil potongan kami halus seperti dari pabrik,” ujar dia. Asal tahu saja, hasil potongan layaknya pabrik memang menjadi standar kualitas dalam usaha ini.

Selama ini, Arif banyak melayani order dari pemilik proyek yang menggarap hotel, kampus dan rumah tinggal. Saat ini, dia mempunyai sekitar 20 pekerja dengan kapasitas pemasangan hingga 12.000 m2 setiap minggu. Patokan jasa pemasangan lantai granit ini berkisar Rp 90.000– Rp 105.000 per m2. “Ongkos ditentukan oleh banyak variabel, seperti ukuran dan lokasi,” kata Arif.

Tak hanya di wilayah Semarang, Arif melayani permintaan pemasangan pelapis lantai ini ke beberapa kota di sekitar Semarang. Bahkan, saat ini, dia juga menggarap proyek di Jakarta.

Kasan mengakui, pasar jasa pemasangan pelapis lantai ini sangat kuat. “Meski kami tak punya tim marketing, pekerjaan tak pernah berhenti,” kata Kasan, yang juga telah meningkatkan kapasitas pemasangan KKI.

Anda tertarik menggeluti bisnis ini? Peluangnya cukup besar lantaran jumlah pemain masih terbatas. Namun, Kasan bilang, untuk masuk ke bisnis ini harus hati-hati karena pengalaman sangat berperan untuk keberhasilan setiap proyek. “Banyak orang masih takut akan kesulitan atau hambatan dan pengalaman yang mereka belum bisa atasi selama ini,” ujar dia. Sementara, profit di bisnis ini lumayan tipis, yakni 10%-15% dari total nilai proyek.

Modal besar

Pemain yang terjun di bisnis ini harus menguasai seluk-beluk pemasangan pelapis lantai. Bukan cuma pengalaman dan percaya dengan para pekerja, tapi juga harus melihat proyek yang akan dikerjakan. “Bila saat tender sudah terlihat banyak jebakan, seperti waktu yang mepet, saya lebih baik mundur,” ujar Kasan.

Selain itu, pemain juga harus melihat manajemen konstruksi dan kontraktor utama supaya proyek tak menyimpan risiko terlalu tinggi. Kasan pun berpesan, untuk pemain baru, sebaiknya memulai dari proyek yang mudah, seperti kampus dan pabrik. “Ketika mulai itu, mereka harus kuasai benar-benar apa yang terjadi di lapangan,” terang dia.

Sama seperti jasa kontraktor lainnya, untuk membuka usaha ini diperlukan modal cukup besar. Pasalnya, Anda harus menyiapkan dana talangan untuk upah tukang selama proses pemasangan berlangsung.  

Dalam setiap proyek, uang muka untuk pekerjaan ini hanya berkisar 10%-30% dari nilai proyek. Selanjutnya, pembayaran akan mengikuti term yang sudah disepakati, berdasar progres pekerjaan. “Biasanya, antara 1 bulan–1,5 bulan setelah pembayaran uang muka dan dibayar per penagihan,” kata Kasan.

Pada tahun 2002, saat mendirikan perusahaan sendiri, Kasan memulainya dengan modal Rp 500 juta. Dia pun menaksir, modal sekarang jauh lebih banyak karena nilai sebuah proyek berkisar Rp 1 miliar.

Di luar modal uang, sumber daya manusia menjadi modal penting lainnya dalam jasa kontraktor ini. Sebab, kunci penting dalam keberhasilan proyek ada di metode pemasangan, disiplin tukang dan kenek, serta kemampuan supervisor untuk mengatur pekerjaan, bahan baku, dan tenaga kerja.  

Penentuan metode pemasangan harus tepat karena ini terkait waktu dan biaya. Kasan pun memberi contoh, pemilihan metode ini dalam proyek 24 lantai dengan waktu pendek. “Kami harus memakai metode seperti orang ngecor beton, pakai concrete cone untuk memangkas waktu,” kata dia.

Karena itu, pemain juga harus mengikuti perkembangan teknik dalam konstruksi dan bangunan untuk menemukan cara yang pas. “Concrete cone itu teknologi lama, tapi tak pernah dipakai untuk pemasangan keramik,” cetus Kasan.

Selain proses penggarapan yang cepat, yang menjadi tuntutan klien adalah kerataan, keseragaman warna, dan pola pemasangan keramik. Oleh karena itu, sebelum memulai proyek, ada baiknya membuat gambar kerja yang menjadi acuan pekerjaan sekaligus menentukan kebutuhan keramik.

Terkait dengan keseragaman warna ini, meski bukan kontraktor yang membeli keramik, mereka akan berkoordinasi dengan produsen keramik terkait seri produk yang dikirim. “Kalau banyak seri, kami bisa tentukan posisi pemasangan keramiknya sehingga tak saling bercampur,” kata Kasan.

Pekerjaan juga sebaiknya dibagi dalam beberapa bagian. Ada pekerja yang khusus menggarap acian dasar, bagian kepala dan badan lantai, dan potongan-potongan. “Jadi, tiap orang bekerja sesuai kemampuannya secara maksimal, dan itu juga mempercepat pekerjaan,” ungkap Kasan.  

Kecakapan pekerja tentukan keberhasilan

Yang membedakan jasa kontraktor pelapis lantai dengan jasa yang sama oleh para mandor adalah pemberian garansi. Bahkan, beberapa pemilik proyek memilih jasa kontraktor pelapis lantai karena adanya garansi ini. Nah, pemberian garansi ini jelas terkait dengan kualitas pekerjaan, yang artinya titik berat terletak pada para pekerja.

Namun, seiring ramainya proyek pembangunan dan besarnya volume pekerjaan, mencari tukang yang andal bukan lagi perkara mudah. Kasan, Direktur PT Kontraktor Keramik Indonesia, memenuhi kebutuhan tukang ini dengan rajin meregenerasi mereka. “Jadi, kami terus mengadakan pelatihan bagi mereka, mulai dari kenek, kami latih jadi setengah tukang, dari setengah tukang menjadi tukang. Itu yang membuat kami tak kekurangan tukang, selalu ada tukang baru yang dicetak,” terang dia.  

Bila terdesak untuk mencari tukang dari luar, Kasan tetap melakukan seleksi berdasarkan kemampuan mereka. Dia tak memaksakan untuk mendapat kualitas tukang yang baik.

Selain tukang, dalam sebuah proyek, biasanya Kasan menempatkan seorang supervisor, seorang mandor dan wakil mandor. Keberadaan wakil mandor ini penting karena dialah yang akan langsung berkoordinasi dengan para tukang dan kenek. “Makanya, saya selalu memastikan wakil mandor itu harus orang yang kompeten. Jadi, saya seleksi berdasarkan kemampuannya karena kemampuan wakil mandor menentukan keberhasilan di lapangan,” jelas dia.

Penilaian kemampuan wakil mandor, pertama, harus mampu mengatur teman-temannya. Maklum, seringkali tukang yang sudah senior tidak mau diatur. “Kami harus berikan kepada dia kekuasaan dan wibawa,” kata Kasan. Kedua, wakil mandor harus cakap mengatur irama kerja. Dia harus bisa merencanakan pekerjaan selanjutnya, termasuk menyiapkan gambar kerja, lahan kerja dan material, yang akan dikomunikasikan dengan supervisor. Kasan pun menilai, kemampuan wakil mandor ini menentukan 50% keberhasilan proyek.

Di luar itu, pemilik usaha juga harus pandai melakukan pendekatan emosional dengan para pekerjanya. Tujuannya, supaya pekerja tak gampang berpaling ke perusahan kontraktor lain. Kasan pun sering berkunjung ke kota-kota yang menjadi basis tukang. “Saya temui keluarganya. Itu kejutan dan akan menimbulkan ikatan dengan kita,” tutur Kasan. Menurut Kasan, kota-kota yang menjadi basis tukang keramik antara lain Kudus Purwodadi, Lampung, Cirebon, Indramayu, dan Jakarta.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi