APLN Jual Aset Hotel untuk Bayar Utang, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjual Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills Resort Spa & Convention Ciawi kepada PT Bangun Loka Indah (BLI). Penjualan itu dilakukan melalui anak usahanya, PT Putra Adhi Prima (PAP) .  

Melansir keterbukaan informasi tertanggal 18 November 2024, dana hasil penjualan tersebut akan digunakan APLN untuk membiayai pembangunan sejumlah proyek properti serta membayar utang. 

Corporate Secretary Agung Podomoro Land Justini Omas menjelaskan, penjualan Hotel Pullman Vimala Hills merupakan langkah strategis APLN untuk memperkuat kas perusahaan dan melanjutkan program efisiensi bisnis melalui pengurangan beban utang. 


“Dengan kas perseroan yang semakin kuat, APLN kini memiliki ruang yang lebih luas untuk membiayai pembangunan proyek-proyek yang sedang berjalan, baik hotel, residensial, maupun perumahan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/1).

Justini mengaskan, penjualan hotel Pullman Vimala Hills bukan merupakan transaksi afiliasi dan juga bukan transaksi material. 

ABaca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) Jual Hotel Pullman Ciawi, Ini Tujuannya

Transaksi ini merupakan kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan usaha dan dijalankan secara rutin, berulang, dan/atau berkelanjutan, mengingat APLN bergerak dalam bidang Real Estate.

“Kami bersyukur transaksi ini berjalan lancar dan akan memberikan dampak yang sangat positif bagi fundamental APLN ke depan,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (18/11).

Per kuartal III 2024, kinerja APLN masih tertekan, baik dari saham maupun keuangan. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dan mengalami rugi pada periode Januari-September 2024. 

Melansir laporan keuangan, APLN mengantongi penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 2,77 triliun per kuartal III 2024. Ini turun 29,07% dari Rp 3,91 triliun per kuartal III 2023.

APLN mengalami rugi selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan entitas anak sebesar Rp 2,87 miliar per kuartal III 2024. Pos jumlah penghasilan komprehensif lain pun berbalik minus Rp 2,97 miliar di akhir kuartal III 2024, dari sebelumnya tercatat Rp 3,42 miliar pada periode sama tahun lalu. 

Alhasil, emiten properti ini pun mengalami rugi sebesar Rp 41,34 miliar di akhir September 2024. Ini berbalik dari untung Rp 1,28 triliun di akhir September tahun lalu.

Per 30 September 2024, APLN punya jumlah aset Rp 27,14 triliun. Ini turun dari Rp 28,32 triliun per 31 Desember 2023.

Melansir RTI, harga saham APLN turun 14,73% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Tren merosotnya saham APLN juga sudah terjadi sejak lama, bahkan koreksinya mencapai 50,45% dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Kocek APLN Bertambah Rp 400 Miliar, Marketing Sales Capai Rp 1,3 Triliun

Untungnya, raihan pendapatan pendapatan prapenjualan alias marketing sales masih tercatat positif di periode kuartal III 2024. APLN berhasil mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 1,37 triliun sampai September 2024, naik 46,5% secara tahunan alias year on year (yoy)

Di samping itu, pendapatan berulang APLN tumbuh 6,6% yoy dari Rp 1,07 triliun sampai September 2023 menjadi Rp 1,14 triliun dalam periode yang sama tahun ini.

Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sentimen positif untuk emiten properti masih berasal da ruang penurunan suku bunga bank sentral hingga akhir 2024. Program insentif PPN DTP 100% hingga akhir tahun 2024 juga mendorong penjualan para emiten properti.

Namun, perlu dicatat bahwa penurunan suku bunga bank sentral baru akan berdampak langsung ke sektor riil, termasuk properti, baru 6-9 bulan setelah terjadi pemangkasan.

“Setelah suku bunga dipangkas, sektor yang pertama kali merasakan dampaknya adalah sektor finansial. Baru setelah suku bunga kredit turun, dampaknya berlanjut ke sektor lainnya, termasuk properti,” ungkapnya.

Di sisi lain, kebijakan pembangunan tiga juta rumah dan penghapusan pajak properti hingga 16% juga belum bisa dipastikan bakal berdampak baik ke emiten properti.

“Untuk program 3 juta rumah itu harus dilihat, apakah akan dibangun rumah baru? Lalu, pembelian lahannya seperti apa? Hal-hal itu masih belum dipastikan pemerintah,” tuturnya.

Kiswoyo pun belum memberikan rekomendasi untuk saham APLN.

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Catat Rugi Rp 41,34 Miliar per Kuartal III 2024

Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, kinerja APLN menurun karena turunnya pendapatan sebesar 29,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Penurunan itu disebabkan oleh adanya pendapatan yang tidak berulang senilai Rp 1,30 triliun dari hasil penjualan Neo Soho,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (19/11).

Untuk sektor properti dan APLN secara umum, sentimen yang bisa membuat kinerja membaik adalah adanya penurunan suku bunga lanjutan dari bank sentral.

”Ada juga program 3 juta rumah yang akan dijalankan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Andhika pun merekomendasikan beli untuk APLN dengan target harga Rp 125 per saham.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, pergerakan saham APLN ada di level support Rp 105 per saham dan resistance Rp 121 per saham, dengan konsolidasi mengarah pada penguatan. William pun merekomendasi beli dengan target Rp 121 - Rp 133 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih