APLN masih sulit penuhi target marketing sales



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Penjualan properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tahun ini masih lesu. Pengembang Podomoro Deli Medan ini hanya mampu membukukan marketing sales Rp 1,93 triliun sepanjang Januari- September 2018. Pencapaian tersebut masih sangat jauh dari target yang dicanangkan APLN tahun ini yakni Rp 4,9 triliun. Realisasinya baru sekitar 39,3%.

Penjualan pemasaran APLN tersebut ditopang oleh proyek Podomoro Park Bandung, Podomoro City Deli Medan, dan Podomoro Golf View." Ketiga proyek tersebut sebagai andalan kami," kata Wibisono, Investor Relation APLN pada Kontan.co.id, Kamis (1/11).

Melihat pencapaian tersebut, akan sulit buat APLN untuk mencapai target yang sudah ditetapkan sampai penghujung tahun. Hanya saja, Wibisono tidak menjawab apakah akan ada revisi target tahun ini.


Namun, Wibisono mengatakan pencapaian kuartal III tahun ini tidak tepat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab tahun 2017, perusahaan berhasil mencatatkan penjualan lahan industri seluas 216 hektare (ha) di Karawang senilai Rp 1,4 triliun. Per kuartal III tahun lalu, perusahaan berhasil mencatatkan marketing sales Rp 2,8 triliun.

Adapun terkait kelanjutakn proyek reklamasi, Wibisono mengatakan, pihaknya akan mengikuti semua aturan yang berlaku. "Kapan jalan? sebaiknay ditanyakan langsung kepada yang berwenang." tandasnya.

Dengan adanya penjualan lahan industri yang cukup besar tahun lalu membuat kinerja APLN juga mengalami penurunan. Penjualan tersebut hanya didapatkan sekali yang tidak mungkian akan berulang di tahun ini.

Akibatnya, pendapatan APLN kuartal III 2018 merosot 30,3% menjadi Rp 3,8 triliun dari Rp 5,45 triliun. Seiring dengan penurunan tersebut, laba bersih perseroan juga anjlok 42,9% menjadi Rp 308,8 miliar dari Rp 541 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan APLN tersebut berasal dari penjualan sebesar Rp 2,6 triliun atau 68,3% dari total pendapatan dan pendapatan berulang atau recurring income sebesar Rp 1,2 triliun.

Pendapatan penjualan APLN kuartal III tersebut turun 37,7% dari Rp 4,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Ini berasal dari penjualan apartemen sebesar yang naik dari Rp 1,77 triliun menjadi Rp 1,84 triliun, penjualan rumah naik dari Rp 349 miliar menjadi Rp 425,7 miliar, penjualan kios turun dari Rp 243,2 miliar menjadi Rp 115,5 miliar.

Lalu dari penjualan rumah kantor yang turun dari Rp 158,4 miliar jadi Rp 65,5 miliar, penjualan tanah merosot dari Rp 1,38 triliun menjadi Rp 62,9 miliar, penjualan kantor turun dari Rp 216 miliar menjadi Rp 60,1 miliar dan penjualan ruko turun dari Rp 50,9 miliar jadi Rp 24,6 triliun.

Sedangkan pendapatan berulang masih stagnan yang berasal dari sewa sebesar Rp 719 miliar, hotel Rp 470 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 14 miliar. Selain laba bersih merosot, arus kas dari aktivitas operasi APLN juga tercatat negatif sebesar Rp 1,36 triliun pada kuartal III 2018. Ini menurun 106,6% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 659,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini