APM siap mengikuti program B20



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program perluasan mandatori pencampuran biodiesel dengan solar 20% (B20) ke seluruh sektor, resmi berlaku. Sejumlah Agen Pemegang Merk (APM) pun telah siap mengikuti program ini.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Jap Ernando Demily menjelaskan kendaraan Isuzu semua sudah siap mengikuti program B20 ini.

Bahkan sejak Agustus lalu di bagian produksi IAMI sudah melakukan beberapa perubahan (adjustment) di bagian saluran bahan bakar. "Kita ada investasi sedikit yang berkaitan dengan tooling supplier. Yang jelas semua kendaraan Isuzu siap untuk jalani program ini," kata Ernando kepada KONTAN, Minggu (2/9). Sayangnya nilai investasi dari Isuzu belum dapat dibeberkan.


Ernando menjelaskan bila kendaraan baru mengikuti program ini tidak ada masalah. Namun untuk kendaraan lama yang baru menggunakan b20 ini maka perlu ada penggantian filter kendaraan yang lebih cepat.

Hanya saja dari keberlangsungan program ini dicermati oleh Isuzu. Ernando mengharapkan peta jalan (road map) bio diesel ini bisa segera ada dan diimplementasikan. Sehingga pabrikan bisa memperhitungkan waktu dan investasi untuk research and development (R&D).

"Kami sudah audiensi bersama Gaikindo, Aprobi (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), Pengusaha Tambang dan Kapal. Mereka semua mengharapkan kebijakan pemerintah dapat konsisten," tambahnya

Duljatmono, Director of Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors memaparkan truk Fuso sudah siap sejak 2016 lalu untuk ikuti program B20. Bahkan kendaraan Colt Diesel sudah dilengkapi spesifikasi tambahan double filter.

"Konsumen sudah mengetahui penggantian filter akan lebih cepat dari semestinya. Bila kendaraan yang sebelum 2016 tentu biaya perawatan jadi bertambah tetapi tergantung kondisi pemakaian," jelas Duljatmono kepada KONTAN, Minggu (2/9).

Duljatmono menambahkan bila pemerintah ingin program B20 ini berlanjut ke B100 dan seterusnya perlu ada kajian teknis bersama lagi. Apalagi pada 2021 nanti sudah ada kewajiban standar emisi EURO IV untuk kendaraan komersil. "Artinya apapun bahan bakarnya harus sudah sesuai standar EURO IV," jelasnya.

Secara terpisah, Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), mengaku kendaraannya telah siap mengikuti aturan ini. Bahkan kendaraan truk Hino telah siap sejak 2016 lalu. "Kami mendukung program B20 ini," kata Santiko kepada KONTAN, Minggu (2/9).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) siap menjalani kebijakan implementasi kebijakan Biodiesel 20 (B20). Hingga saat ini, Gaikindo mengaku belum menerima keluhan dari anggotanya terkait pelaksanaan teknis.

"Kita kan sudah sampaikan pada pembukaan GIIAS kemarin, bahwa kami sudah deklarasikan bahwa industri otomotif nasional siap implementasi B20," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto saat dihubungi Kontan beberapa waktu lalu.

Meski demikian, Jongkie bilang soal kompatibilitas mesin-mesin terhadap implementasi B20, itu urusan masing-masing APM.

Sebelumnya Tri Yuswidjajanto, Ahli Bahan Bakar ITB pernah menjelaskan dari sisi teknis mesin, memang masih banyak isu dalam penggunaan biodiesel yang bisa menjadi tantangan. Misalnya, karakter biodiesel yang mempunyai kemampuan seperti detergen.

"Alhasil, kendaraan yang sudah terbiasa menggunakan solar akan mengalami kerusakan filter jika beralih ke biodiesel. Kalau untuk kendaraan baru sih, tidak masalah," papar Tri.

Selain itu, biodisel memiliki cetane number yang tinggi. Positifnya adalah kualitas bahan bakar itu baik. "Namun di sisi lain bisa menurunkan nilai kalor. Jadi, kendaraan biodiesel bakal lebih boros," tambahnya

Hanya perlu diingat, teknologi itu terus mencari solusi. Setelah B20, akan menyusul teknologi untuk biofuel 100% (B100) yang mengusung teknologi sama dengan fuel oil. "Berbeda dengan B20, B100 tidak akan mengganggu kondisi teknis dari kendaraan bermotor, mesin pembangkit dan mesin lain," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti