APMETI: SNI mainan bisa meningkatkan ekspor 15%



JAKARTA. Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia di industri mainan diprediksi bakal meningkatkan ekspor mainan sekitar 15% mulai tahun depan.

Danang Sasongko, Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) mengatakan bahwa dengan diberlakukannya SNI pada mainan di Indonesia, punya dampak positif dalam jangka panjang untuk penjualan ekspor mainan.

"Dengan diberlakukannya SNI, produsen mainan dalam negeri menjadi mempunyai standar yang setara dengan mainan-mainan dari Eropa. Jadi negara-negara yang tadinya tidak percaya dengan produksi mainan Indonesia menjadi bisa ditembus ekspornya," ujar Danang pada KONTAN, Jumat (4/4). Volume ekspor mainan sepanjang 2012 tercatat 31,72 juta kg senilai Rp 3,8 triliun.


Sementara itu, volume impor mainan anak meski lebih besar dari sisi volume, tapi nilainya lebih kecil. Volume impor mainan mencapai 41,82 juta kilogram (kg), dan nilainya US$ 138,11 juta, setara Rp 1,6 triliun. Danang menyakini bahwa pemberlakukan SNI ini bakal menekan impor hingga 30%. Meski begitu, kata dia, pada masa transisi ini, aturan SNI akan menghambat penjualan produsen mainan dalam negeri. Sampai dengan kuartal kedua nanti, produksi mainan dalam negeri akan melambat antara 5%-10%. "Karena para produsen mainan ini sedang melakukan penyesuaian dengan mencari bahan-bahan yang sesuai SNI. Membeli cat dan bahan-bahan yang aman," ujar Danang.

Sampai dengan Februari 2014, produksi mainan dalam negeri jumlahnya ada sebanyak 360.000 unit. Produksi tersebut meningkat 18,75% dari periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan