APOL bangun kantor cabang baru di Jepara



JAKARTA. Ada beragam alasan sebuah perusahaan membangun kantor cabang baru. Salah satunya adalah mendekatkan diri dengan pelanggan. Alasan inilah yang mendasari PT Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk (APOL) membangun gedung kantor baru di kompleks PLTU Tanjung Jati B di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Gedung baru ini dibangun untuk memenuhi ketentuan-ketentuan kontrak antara APOL dengan PT PLN (Persero). “Biaya untuk membangun gedung kantor baru itu senilai USD 1 juta atau hampir Rp 10 miliar,” kata Direktur Utama APOL Iriawan Ibarat, dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Senin (8/7).

Pembangunan gedung kantor baru ini bermakna penting bagi APOL. Pada Februari 2008, APOL menandatangani kontrak dengan PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B. Isi perjanjian tersebut guna mengangkut empat juta ton batubara per tahun menggunakan dua kapal pengangkut curah kering (dry bulk) berukuran panamax. Kontrak ini bernilai Rp 3,08 triliun dengan jangka waktu 15 tahun. Salah satu ketentuan kontrak adalah kewajiban bagi APOL untuk membangun kantor di lokasi yang telah ditentukan oleh PLN di dalam kawasan PLTU.


Selain kantor, Gedung APOL Jepara ini juga berfungsi sebagai pusat seluruh aktivitas cabang APOL, baik sebagai bengkel kerja, tempat perawatan, maupun perbaikan mekanik dan kelistrikan. Gedung yang pembangunannya memakan waktu lima bulan ini memiliki ruang penyimpanan suku cadang yang dapat diatur tingkat kelembabannya, sesuai syarat kontrak dari PLN. Di samping menyediakan pasokan batubara bagi PLN, APOL juga mengantongi kontrak pengelolaan pelabuhan bongkar muat (jetty management) unit 1 dan 2 di kawasan ini. Karena itu, gedung APOL Jepara dilengkapi kamera pengontrol CCTV yang dapat dimonitor dari kantor pusat APOL di Jakarta, untuk memantau proses bongkar muat batubara di pelabuhan.

Iriawan optimistis kerja sama antara APOL dan PLN dapat berlangsung lebih lama dari kontrak yang telah diteken. “Gedung ini mungkin akan beroperasi 25 hingga 30 tahun ke depan, melebihi kontrak yang saat ini masih bersisa 10 tahun,” katanya.

Lebih lanjut, Iriawan juga mengatakan, PLTU Tanjung Jati B merupakan salah satu PLTU terbaik di Indonesia. Kualitas pengelolaan PLTU Tanjung Jati B dapat dilihat dari kondisi tanah di sekitar pembangkit listrik bertenaga uap ini. “Di kanan kiri jalan menuju PLTU kita dapat melihat sawah yang menghijau. Artinya, PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara berkalori tinggi, yang tidak menyebabkan hujan asam yang dapat membuat tanah tandus,” ujarnya.

Pembangkit listrik tenaga uap Tanjung Jati B termasuk dalam tiga besar pemasok listrik di Indonesia.PLTU ini memiliki 4 unit pembangkitan dengan kapasitas total 2.640 MW yang memasok sekitar 9% kebutuhan listrik di Jawa-Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: