Apolin bidik pertumbuhan bisnis oleokimia hingga 11% tahun ini



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri turunan sawit, oleokimia (oleochemicals) masih punya segudang kesempatan menperlebar bisnisnya, baik di dalam maupun luar negeri. Produk oleokimia diketahui sebagai bahan baku dan pendukung untuk banyak industri mulai dari deterjen, farmasi, ban, kosmetik, pertambangan serta baja dan besi.

Rapolo Hutabarat Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) memproyeksikan pertumbuhan bisnis industri ini dapat mencapai angka 11% di tahun ini. Permintaan yang tinggi bakal diikuti dengan penaikan kapasitas produksi banyak pabrikan.

Saat ini Apolin menaungi 10 perusahaan oleokimia dari 20 pabrikan yang telah eksis di Indonesia. "Adapun kapasitas yang running saat ini utilitasnya kisaran 70%-80%," sebut Rapolo ditemui usai seminar industri oleokimia, Rabu (3/7).

Pada 2019 ini total kapasitas produksi oleokimia mencapai 11,32 juta ton terdiri dari fatty acid 4,55 juta ton, fatty alcohol 2,12 juta ton, gliserin 883.700 ton, metil ester 1,93 juta ton dan soop nodle berjumlah 1,83 juta ton. Produksi ini bertambah kata Rapolo dikarenakan investasi baru dua perusahaan oleokimia yang berlokasi di Dumai (Riau).

Yaitu investasi oleh PT Energi Sejahtera Mas di Dumai yang memakan dana Rp 4,7 triliun dan sudah dimulai sejak 2017 lalu, serta tambahan investasi lainnya masih di provinsi Riau senilai Rp 1,1 triliun. "Boleh dibilang investasi di oleokimia ini padat modal dan high tech," sebut Rapolo.

Adapun soal ekspor, Apolin mengatakan Indonesia sudah berhasil masuk ke berbagai negara mulai dari Asia hingga Eropa. Volume ekspor produk oleokimia dengan kode HS 15 saja pada tahun 2017 tercatat sebesar 1,9 juta ton, dan di tahun 2018 meningkat menjadi 2 juta ton.

Di dalam negeri oleokimia dapat memanfaatkan kesempatan dari bahan baku beberapa industri seperti ban yang 3% kandungannya berasal dari produk turunan minyak sawit ini, serta kosmetik dimana 15% kebutuhan bahan baku surfaktan yang merupakan produk oleokimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini