Apolin: Industri oleokimia akan terus tumbuh



KONTAN.CO.ID - Industri oleokimia dalam negeri terus menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Rapolo Hutabarat, Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN).

Menurut Rapolo, terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan pertumbuhan tersebut. Pertama, dari mulai meningkatnya perusahaan yang berinvestasi di industri oleokimia, serta peningkatan volume dan nilai ekspor yang ditentukan oleh harga internasional.

Dia bilang, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, volume ekspor produk oleokimia pada 2015 sebesar 3,3 juta ton dengan nilai US$ 2,1 miliar. Angka tersebut meningkat menjadi 3,66 juta ton pada 2016, dengan nilai US$ 2,6 miliar.

"Tahun ini Apolin baru mendapat data ekspor pada Januari dan Februari, namun jumlahnya sudah 604.000 ton dengan nilai ekspor US$ 578 juta. Dan ini pasti naik sampai akhir tahun," tutur Rapolo kepada KONTAN, Kamis (14/9).

Rapolo yakin, oleokimia masih akan terus berkembang. Pasalnya, oleokimia adalah bahan baku untuk barang-barang farmasi, produk-produk kosmetik, hingga kebutuhan rumah tangga. Industri tersebut masih terus bertumbuh di Indonesia. Apalagi, terus terjadi pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.

Sayangnya, Rapolo mengungkap sulit untuk melihat berapa besar penggunaan oleokimia di dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kewajiban bagi perusahaan untuk melaporkan besar penjualannya. Namun dia mengungkap, produk oleokimia dari dalam negeri lebih banyak diekspor.

Sampai saat ini terdapat 18 perusahaan yang bergerak dalam bidang oleokimia. Namun, menurut Rapolo baru ada sembilan perusahaan yang bergabung dengan Apolin. Padahal, menurutnya bila seluruh perusahaan bergabung akan saling memberikan keuntungan bagi industri oleokimia serta bagi perusahaan yang bergabung di dalamnya.

"Kalau bergabung ke asosiasi itu akan memperkuat industri oleokimia. Keuntungan yang lain asosiasi akan bisa memperkuat industri oleokimia dari masing-masing anggota. Ini akan memberikan efektifitas komunikasi industri dengan pemerintah atau stakeholder lain. Mereka juga akan semakin mudah mendapatkan distribusi informasi terkait oleokimia," ungkap Rapolo.

Berdasarkan data Apolin, total kapasitas produksi produk oleokimia yang dimiliki oleh seluruh anggota Apolin yakni 3,7 juta ton per tahun untuk fatty acid, 2,1 juta ton per tahun untuk fatty alcohol, 854.000 ton per tahun untuk glyserin, 1,9 juta ton per tahun untuk methyl ester, dan 1,8 juta ton per tahun untuk soap noodle.

Sementara itu, Rapolo mengungkap masing-masing perusahaan yang memproduksi oleokimia memiliki keunggulan yang satu dengan yang lainnya, serta memproduksi produk oleokimia yang berbeda-beda. "Saya tidak bisa bilang mana yang paling besar produksinya, karena mereka memiliki keunggulan dan pasar masing-masing," ujar Rapolo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto