KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di dalam acara forum internasional Hannover Messe di Jerman Indonesia menampilkan berbagai kemampuan sektor manufaktur dalam penerapan teknologi Industri 4.0. Selain itu, Indonesia juga akan mengusung isu yang sedang berkembang di dunia, termasuk yang terkait dengan implementasi energi hijau (
green energy). Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto menyatakan, salah satu tema yang sangat terkait dengan isu
green energy yang saat ini menjadi topik hangat dalam wacana pembangunan industri yang berkelanjutan, yaitu keberlanjutan dan transisi energi. “Indonesia menampilkan kebijakan yang telah dijalankan pemerintah dalam upaya mendukung proses transformasi dari
conventional manufacturing system menuju
green industry manufacturing systems,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (21/4).
Baca Juga: SAP Dorong Manufaktur Indonesia Menuju Making Indonesia4.0 lewat Transformasi Digital Sehubungan dengan hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengatakan, strategi untuk mencapai keberlanjutan, industri hijau, dan transformasi digital memang telah menjadi keharusan bagi pelaku industri khususnya Pulp dan Paper saat ini. Pasalnya jika ketiga strategi tersebut tidak dilakukan, industri akan semakin tertinggal. Imbasnya tidak ada lagi konsumen yang mau membeli produk perusahaan yang tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Menurut Liana, untuk jangka pendek, aspek keberlanjutan dan transformasi digital memang terlihat menjadi beban biaya bagi industri. Namun dalam jangka panjang, kebijakan ini mampu mendatangkan keuntungan. "Jadi pebisnis harus melihat secara jangka panjang," ujarnya. Contoh sustainability yang sudah dijalankan industri pulp dan paper saat ini, lanjut Liana, penghematan energi, air dan mendaur ulang sampah. Dia menggambarkan, sludge dari IPAL itu dipakai sebagai bahan bakar, jadi tidak dibuang sehingga mengoptimalisasi dan menghemat bahan yang ada. Sementara itu, dari sisi industri, dalam rangka untuk berinovasi menghadirkan produk-produk berkualitas dengan tetap mengedepankan praktik bisnis yang berkelanjutan, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas berupaya untuk selalu mengedepankan proses transformasi teknologi dan digital dalam seluruh aspek operasional dan proses bisnisnya dari hulu ke hilir. Perjalanan transformasi digital yang APP Sinar Mas lakukan telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun, dengan menggandeng perusahaan global. Penerapan digitalisasi pada proses bisnis APP Sinar Mas dimulai sejak akhir 1990'an karena menyadari potensi besar teknologi digital dalam meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi dan produktivitas.
Baca Juga: Bakal Bangun Pabrik Chlor-Alkali, Simak Prospek Bisnis Chandra Asri (TPIA) Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata menyatakan, APP Sinar Mas sudah meluncurkan Vision 2020 yang kemudian dilanjutkan dengan Roadmap Vision 2030. “Di situ berisi seluruh program dan strategi keberlanjutan yang diterapkan oleh APP Sinar Mas. Kami juga dalam rangka digital transformasi menerapkan atau berproses terus menerus bagaimana kami beradaptasi dengan transfomasi digital dan sistem otomasi," ujarnya. Penggunaan teknologi digital, diharapkan APP Sinar Mas dapat mempercepat waktu produksi, meningkatkan efisiensi di berbagai area operasional, serta memperbaiki kualitas produk dengan menggunakan kemampuan analisa real-time data yang memberikan manfaat deteksi dan penyelesaian masalah yang lebih cepat. Proses digitalisasi yang berlangsung selama ini juga membantu APP SInar Mas memenuhi tuntutan pasar yang semakin kompleks dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global. "Semata-mata kami ingin transparan, akuntabel dan lebih efisien dalam berbagai operasi kita. Karena tantangan ke depan kita dituntut untuk bekerja lebih efisien, efektif dan produktivitas tinggi. Kami bekerja sama dengan beberapa konsultan dalam rangka menerapkan digital transfomasi atau otomatisasi," tuturnya. Sedikit kilas balik, perjalanan APP Sinar Mas dalam menjalani transformasi digital dimulai dengan menggandeng salah satu Perusahaan perangkat lunak SAP Indonesia sejak tahun 1996. Ketika itu, APP Sinar Mas memutuskan untuk menggunakan solusi ERP dan CRM yang terbaru dari SAP, serta melakukan investasi pada peningkatan infrastruktur teknologinya. Kedua solusi itu mulai diaktivasi sejak 1999 dan setelah itu dilanjutkan dengan menerapkan solusi lainnya di APP Sinar Mas dan beberapa perusahaan dalam pilar bisnis Sinar Mas lainnya. Kemudian APP Sinar Mas menjalankan proyek Garuda+ yang telah dimulai sejak November 2021. "Kami Bekerja sama dengan SAP dan Tietoevery. Seluruh proses otomasi dan transformasi digital, kami yakin kami dalam
track yang baik didukung beberapa kerja sama beberapa pihak yang memang ahli di bidangnya," lanjutnya.
Baca Juga: Hannover Messe 2023,APP Sinar Mas & APKI Dukung Pemerintah Terapkan Ekonomi Hijau Proyek transformasi digital ini bertujuan untuk menyelaraskan proses bisnis, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi digital. Diharapkan penerapan teknologi dengan optimal melalui Garuda+ dapat membuat APP Sinar Mas menuju Industri 4.0 dan menjadi bisnis yang berkelanjutan dan semakin efisien.
"Tentu efisiensi, percepatan proses, dan
reliable data dan informasi. Data menjadi lebih cepat dan akurat sehingga proses lainnya seperti pengambilan keputusan, layanan dan lainnya menjadi lebih cepat," ungkap Suhendra. Suhendra pun memastikan, proses tranformasi digital yang dilakukan APP Sinar Mas masih terus berlangsung. Hal ini lantaran proses digitalisasi adalah proses yang terus berkelanjutan. "Oleh karena itu kami terus melaksanakan proses itu dan berharap apa yang kami lakukan dalam proses digitalisasi transformasi ini akan membuat kami menjadi lebih kompetitif, efisien, lebih cepat dalam berbagai proses, lebih akurat sehingga kami bisa menghasilkan produk yang baik, berkualitas dan layanan kepada konsumen yang lebih baik," tutup Suhendra. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .