KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Hasil pemetaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menunjukkan sedikitnya ada 300 desa di sembilan kabupaten/kota di Sumatra Selatan yang masuk kategori rawan karhutla. APP Sinar Mas beserta mitra pemasoknya mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel untuk menghadapi musim kemarau 2019.
Baca Juga: Sekda Kalteng: Isu pemindahan Ibukota picu pembakaran lahan Fire Operation Management Head Sinar Mas Forestry Region Palembang Mares Prabadi mengatakan, untuk menghadapi musim kemarau 2019 di Sumsel khususnya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), perusahaan mengintensifikasi kegiatan sosialisasi, menyiagakan lebih banyak SDM, dan menambah beberapa fasilitas. Penambahan tersebut dilakukan untuk mendukung dua strategi utama yang diterapkan perusahaan dalam mengantisipasi karhutla, yakni pencegahan dan mitigasi. “Sebelum membuat strategi, kami terlebih dahulu melakukan pemetaan area rawan kebakaran untuk mengidentifikasi area mana di konsesi pemasok hingga jarak 5KM dari perbatasan konsesi yang paling berpotensi terjadi karhutla. Setelah diidentifikasi, kami susun strategi untuk menghadapinya. Strategi pencegahan fungsinya mencegah munculnya nyala api di area rawan, sedangkan strategi mitigasi bertujuan untuk mengurangi risiko yang timbul apabila terjadi kebakaran,” kata Mares dalam siaran pers, Selasa (31/7). Strategi pencegahan di antaranya dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan masyarakat. Melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA), perusahaan bersama dengan kelompok masyarakat melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan karhutla. Sementara, melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), perusahaan mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar. “Hingga tahun 2019, perusahaan telah memiliki 448 anggota MPA di Kabupaten OKI. Prinsipnya dari masyarakat untuk masyarakat,” lanjut Mares.
Baca Juga: Indonesia tertinggal jauh dari Thailand dalam mengantisipasi kebakaran hutan Selain itu, perusahaan juga memberikan insentif kepada desa-desa rawan kebakaran di sekitar area konsesi yang berhasil menjaga desa mereka bebas dari kebakaran hutan selama musim kemarau. Dengan bekerja sama dengan masyarakat dan satgas karhutla, perusahaan juga menyiagakan enam posko gabungan untuk meningkatkan penjagaan di area rawan karhutla. Strategi Mitigasi Ketika api terdeteksi, perusahaan menjalankan strategi mitigasi yang terdiri dalam tiga tahap. “Di tahap pertama, sistem kami langsung mendeteksi titik api sebelum luasan area yang terbakar mencapai 0,1 hektare. Hal ini bisa dilakukan karena kami memiliki berbagai fasilitas di Kabupaten OKI seperti 135 pos pantau, 19 drone, 23 menara api, dan 35 menara api mini,” terang Mares. Dalam tahap mitigasi kedua, tim akan sampai di lokasi yang terbakar dalam waktu sebelum satu jam setelah titik api pertama kali ditemukan.
Baca Juga: Pemerintah siapkan antisipasi kekeringan yang mulai melanda pertengahan tahun ini Untuk bisa melakukannya, perusahaan menyiagakan empat airboat, 89 unit transportasi air, 40 truk pemadam api, 40 mobil patroli, 114 motor patroli dan menempatkan pos pantau di area-area rawan. Sedangkan di tahap mitigasi ketiga, perusahaan menyiagakan 799 personel regu pemadam kebakaran (RPK), dan 21 tim reaksi cepat (TRC). Mereka didukung berbagai peralatan seperti 451 pompa air, tiga unit helikopter water-bombing, dll. Desa Makmur Peduli Api (DMPA) APP Sinar Mas juga melakukan program pemberdayaan masyarakat yang diberi nama Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Masyarakat didukung untuk mengelola lahan dengan metode agroforestri, yakni bercocok tanam tumpangsari hortikultura (sayur dan buah), tanaman pangan, peternakan, dan perikanan; juga industri kecil-menengah untuk olahan pangan, baik untuk konsumsi sendiri maupun dijual sebagai alternatif sumber penghasilan keluarga. “Permasalahan petani itu umumnya hasil produksi yang rendah dan rentan dengan hama. Kami membantu mereka lewat sosialisasi, pendampingan, dan pemberian bantuan alat-alat seperti saprodi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengedukasi mereka agar meninggalkan teknik pembukaan lahan dengan dibakar. Sementara, untuk kegiatan industri rumahan, perusahaan umumnya membantu kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran,” kata
Head of Social & Security Sinar Mas Forestry Region Palembang Zulhadi Aziz.
Baca Juga: Cegah karhutla, APP Sinar Mas investasi Rp 300 miliar tahun ini Di Desa Bukit Batu dan Simpangheran Kabupaten OKI, misalnya, petani padi dan jagung yang menerapkan program DMPA mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 20% hingga 50% per kepala keluarga di setiap bulannya. Sementara untuk industri rumahan, produk DMPA yang dihasilkan dari desa tersebut antara lain keripik singkong, keripik pisang, dan keripik tempe.
“Sementara, di desa pantai, kami membantu masyarakatnya untuk membuka peluang usaha baru tanpa perlu pergi ke hutan. Dengan begitu, potensi kebakaran hutan pun dapat ditekan,” lanjut Zulhadi. Contohnya yakni di Desa Simpang Tiga Makmur dan Simpang Tiga Jaya. Program DMPA mendukung kegiatan produksi dan pemasaran dari industri rumahan pembuatan kerupuk kemplang, kerupuk udang, dan bandeng pesto. Khusus di di Desa Simpang Tiga Jaya, pembuat kerupuk ikan dan udang yang mendapatkan pembinaan DMPA mengalami peningkatan produksi dan pendapatan rata-rata 5-10% per bulan dengan omzet mencapai Rp5.000.000 sampai Rp10.000.000 per kepala keluarga setiap bulannya. Hingga akhir 2018 lalu, program DMPA di Kabupaten OKI telah memberikan pendampingan terhadap 27 desa dengan target tambahan 14 desa hingga akhir tahun 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini