Apparindo kecewa tak terlibat di konsorsium migas



JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) kecewa perusahaan pialang alias broker asuransi lokal tidak dilibatkan dalam konsorsium asuransi migas. Padahal keterlibatan broker lokal bisa mengurangi premi yang kabur ke luar negeri. Menurut Ketua Apparindo Nanan Ginanjar, tidak ada satu pun broker lokal yang dilibatkan dalam proses pembentukan konsorsium asuransi migas itu. Padahal dari total 127 perusahaan broker lokal, ada yang tertarik untuk ikut. Namun diundang pun tidak pernah. "Ini masalah kepercayaan saja, sebagai broker lokal belum terlalu dipercaya," ujar Nanan, Rabu (21/3). Nanan menduga, broker lokal dianggap belum mampu menangani proyek migas. Tetapi anggapan tersebut sepenuhnya salah. Sebenarnya mereka mampu hanya saja belum pernah diajak kerja sama. Menurut Nanan, permasalahan modal sebenarnya bisa diatasi. Toh, dari broker asuransi nantinya pertanggungan direasuransikan lagi ke reasuransi asing. "Sekarang sudah ada perusahaan reasuransi besar di Singapura, jadi bukan masalah," tegasnya. Nanan justru menduga tidak dilibatkannya broker lokal karena ada broker asing bermain. Sebab mereka selama ini lebih dipercaya. Padahal jika melibatkan broker asing, premi lebih banyak kabur ke luar negeri. Nanan berharap ke depannya, mereka bisa dilibatkan. Dengan begitu, broker lokal bisa ikut kecipratan premi.

Sebagai gambaran, bulan lalu BP Migas membentuk konsorsium asuransi migas. Kepala konsorsium adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Sedangkan anggotanya terdiri dari PT Tugu Pratama Indonesia, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), Asuransi Central Asia (ACA), Asuransi Astra Buana, Asuransi Sinar Mas, Panin Insurance, Asuransi Jaya Proteksi (Japro), Asuransi Bangun Askrida. Namun konsorsium tidak menanggung seluruh nilai aset. BP Migas sebenarnya minta agar daya serap dalam negeri meningkat jadi 40% dari tahun lalu hanya 15% dari total aset yang ditanggungkan. Eko Wari Santoso Direktur Pemasaran Korporasi Jasindo belum memberikan kejelasan soal pembagian dan berapa yang akan diserap dalam negeri. "Senin (minggu depan) saja," elaknya.

Wajar bila Nanan meradang. Nilai aset asuransi aset industri, sumur minyak, dan liquid natural gas (LNG) nasional yang dijaminkan BP Migas pada periode 2012-2014 mencapai US$ 30 miliar. Meningkat jika dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 28,74 miliar atau sekitar Rp 258,66 triliun. Sementara nilai premi yang dibayarkan perusahaan-perusahaan migas mencapai US$ 40,48 juta sekitar Rp 364,32 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: