KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) mengungkap bahwa 85% peralatan listrik yang diproduksi, diserap oleh pasar dalam negeri. Dan dari 85% itu, 60% diantaranya diserap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai konsumen peralatan listrik terbesar di dalam negeri sekarang ini. "Betul, betul. Itu (PLN) konsumen terbesar alat kelistrikan. Yang diserap oleh PLN rata-rata kalau dari anggota kami itu bisa hampir 60 persen," ungkap Ketua Umum APPI, Yohanes Purnawan Widjaja saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (21/08). Yohanes mengatakan penyerapan alat kelistrikan dari PLN tersebut sangat membantu produsen alat kelistrikan di dalam negeri. Selain alat kelistrikan, anggota APPI juga menjual peralatan pengisi daya baterai atau charger untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) kepada PLN. "Jadi proyek-proyek kelistrikan oleh PLN. Selain yang dari industri, untuk gedung-gedung komersil dan mining, ya. Dan kalau SPKLU, tentunya sekarang yang dari anggota APPI itu mereka menjualnya via PLN," ungkapnya. Baca Juga: Industri Peralatan Listrik Indonesia Ditargetkan Tumbuh Hingga 15% Tahun Ini Sedangkan mengenai kapasitas ekspor, Yohanes mengatakan produksi peralatan listrik yang dikirim ke luar negeri persentasenya masih kecil, yaitu sekitar 10-15%. "Kalau untuk industri alat kelistrikan, belum besar. Mungkin porsinya masih berkisar antara 10-15 persen. 85 persennya masih dialokasikan untuk dalam negeri," kata dia. Ada pun negara-negara tujuan ekspor adalah negara-negara di timur tengah seperti Yordania dan Uni Emirat Arab (UAE) ditambah dengan Amerika, kemudian Malaysia dan Timor Leste untuk kawasan Asia. Terkait perkembangan industri alat listrik ke depan, Yohanes mengharapkan pemerintahan baru dapat memberikan kesempatan bagi para produsen berkontribusi, contohnya dalam proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pembangunannya masih berlanjut. "Ya, tentunya kita mengharapkan dengan pemerintah baru sekarang, kan Pak Prabowo mencanangkan ekonomi bisa tumbuh 8%, kami tentunya sangat senang sekali. Dan kita sudah siap untuk menyambut hal itu," kataya. "Artinya itu proyek-proyek di PLN akan meningkat, terutama dengan adanya IKN. Kami para produsen peralatan kelistrikan juga berkontribusi di IKN untuk pembangunan. Terutama sekarang setelah fase pertama, untuk persiapan kantor-kantor kementerian, kantor-kantor pemerintahan, istana, itu anggota-anggota APPI semuanya berkontribusi," tutupnya. Baca Juga: Adaro Energy Membina Desa Wisata, Desa Liyu di Kalimantan Selatan
APPI: Peralatan Listrik dalam Negeri Paling Banyak Diserap oleh PLN
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) mengungkap bahwa 85% peralatan listrik yang diproduksi, diserap oleh pasar dalam negeri. Dan dari 85% itu, 60% diantaranya diserap oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai konsumen peralatan listrik terbesar di dalam negeri sekarang ini. "Betul, betul. Itu (PLN) konsumen terbesar alat kelistrikan. Yang diserap oleh PLN rata-rata kalau dari anggota kami itu bisa hampir 60 persen," ungkap Ketua Umum APPI, Yohanes Purnawan Widjaja saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (21/08). Yohanes mengatakan penyerapan alat kelistrikan dari PLN tersebut sangat membantu produsen alat kelistrikan di dalam negeri. Selain alat kelistrikan, anggota APPI juga menjual peralatan pengisi daya baterai atau charger untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) kepada PLN. "Jadi proyek-proyek kelistrikan oleh PLN. Selain yang dari industri, untuk gedung-gedung komersil dan mining, ya. Dan kalau SPKLU, tentunya sekarang yang dari anggota APPI itu mereka menjualnya via PLN," ungkapnya. Baca Juga: Industri Peralatan Listrik Indonesia Ditargetkan Tumbuh Hingga 15% Tahun Ini Sedangkan mengenai kapasitas ekspor, Yohanes mengatakan produksi peralatan listrik yang dikirim ke luar negeri persentasenya masih kecil, yaitu sekitar 10-15%. "Kalau untuk industri alat kelistrikan, belum besar. Mungkin porsinya masih berkisar antara 10-15 persen. 85 persennya masih dialokasikan untuk dalam negeri," kata dia. Ada pun negara-negara tujuan ekspor adalah negara-negara di timur tengah seperti Yordania dan Uni Emirat Arab (UAE) ditambah dengan Amerika, kemudian Malaysia dan Timor Leste untuk kawasan Asia. Terkait perkembangan industri alat listrik ke depan, Yohanes mengharapkan pemerintahan baru dapat memberikan kesempatan bagi para produsen berkontribusi, contohnya dalam proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pembangunannya masih berlanjut. "Ya, tentunya kita mengharapkan dengan pemerintah baru sekarang, kan Pak Prabowo mencanangkan ekonomi bisa tumbuh 8%, kami tentunya sangat senang sekali. Dan kita sudah siap untuk menyambut hal itu," kataya. "Artinya itu proyek-proyek di PLN akan meningkat, terutama dengan adanya IKN. Kami para produsen peralatan kelistrikan juga berkontribusi di IKN untuk pembangunan. Terutama sekarang setelah fase pertama, untuk persiapan kantor-kantor kementerian, kantor-kantor pemerintahan, istana, itu anggota-anggota APPI semuanya berkontribusi," tutupnya. Baca Juga: Adaro Energy Membina Desa Wisata, Desa Liyu di Kalimantan Selatan