KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan piutang pembiayaan industri multifinance sulit untuk tumbuh mencapai dobel digit pada 2024. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menerangkan hal tersebut dipicu berbagai faktor, termasuk masih ada potensi pelemahan daya beli hingga penjualan kendaraan yang belum pulih. "Posisinya, ya, bisa 7%-8% pada 2025. Namun, kalau dobel digit, sulit," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (16/1).
Jika ditelaah berdasarkan data OJK, memang kondisi pertumbuhan industri multifinance terbilang sangat melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan industri sempat mencapai 13,48% secara Year on Year (YoY) menjadi Rp 388,64 triliun pada 2022, sedangkan 13,23% YoY menjadi Rp 470,86 triliun pada 2023. Berdasarkan kinerja terbaru, OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 501,37 triliun per November 2024. Nilai piutang pembiayaan per November 2024 tumbuh 7,27% secara YoY. Baca Juga: OJK Rilis Ketentuan Baru Terkait Pembatasan Pengguna, Ini Kata Kredivo Menanggapi proyeksi APPI yang hanya tumbuh 7%-8% pada 2025, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman menyebut pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance pada 2025. "Diharapkan industri multifinance akan tetap tumbuh pada 2025, termasuk untuk pembiayaan dengan skema Buy Now Pay Later (BNPL)," ujarnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Kamis (9/1).