KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) meminta pemerintah untuk menunjukkan keberpihakannya kepada petani dengan mencabut kebijakan pungutan ekspor CPO. Pungutan US$ 50 per ton CPO tersebut mengakibatkan harga tandan buah segar (TBS) merosot, sehingga menyengsarakan petani. Andri Gunawan, Ketua Umum APPKSI,menegaskan bahwa mereka terpaksa menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Keuangan di Lapangan Banteng Jakarta setelah tersiar kabar pemerintah akan kembali melakukan pungutan CPO . "Kami akan menyurati pemerintah, bila perlu kembali menggelar demo jika pemerintah melakukan pungutan lagi," kata Andri dalam keterangan pers, Minggu (23/6). Menurut Andri, pungutan ekspor CPO akan berdampak secara sistemik pada kehidupan keluarga ekonomi petani sawit yang jumlahnya hampir 5 juta petani.
APPKSI minta pemerintah cabut kebijakan pungutan ekspor CPO
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) meminta pemerintah untuk menunjukkan keberpihakannya kepada petani dengan mencabut kebijakan pungutan ekspor CPO. Pungutan US$ 50 per ton CPO tersebut mengakibatkan harga tandan buah segar (TBS) merosot, sehingga menyengsarakan petani. Andri Gunawan, Ketua Umum APPKSI,menegaskan bahwa mereka terpaksa menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Keuangan di Lapangan Banteng Jakarta setelah tersiar kabar pemerintah akan kembali melakukan pungutan CPO . "Kami akan menyurati pemerintah, bila perlu kembali menggelar demo jika pemerintah melakukan pungutan lagi," kata Andri dalam keterangan pers, Minggu (23/6). Menurut Andri, pungutan ekspor CPO akan berdampak secara sistemik pada kehidupan keluarga ekonomi petani sawit yang jumlahnya hampir 5 juta petani.