Apple bangun lab & pabrik teknologi di Taiwan



TAIPEI. Raksasa elektronik Apple Inc terus mengurangi ketergantungan terhadap suplier. Sumber Bloomberg berbisik, Apple baru saja mengoperasikan laboratorium dan pabrik di sebelah utara Taiwan.

"Pabrik ini mengembangkan teknologi baru layar (display)," ujar sumber tersebut kepada Bloomberg, Selasa (15/12).

Apple merekrut setidaknya 50 tim riset yang bertugas mengembangkan dan memproduksi layar untuk iPhone, iPads dan Mac.


Tim riset Apple berambisi menemukan teknologi display lebih tipis, ringan, terang dan hemat tenaga. Memiliki teknologi layar canggih merupakan salah satu senjata andalan Apple dalam setiap produk barunya.

Teknologi layar pun membantu Apple dalam mempertahankan pangsa pasar di bisnis ponsel pintar (smarthpone). Yang paling penting, ini merupakan strategi Apple untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok layar seperti Samsung Electronics Co, LG Display Co, Sharp Corp dan Japan Display Inc.

Selama ini, Apple memiliki tim riset khusus untuk pengembangan produk, salah satunya teknologi layar. Namun, Apple menggunakan jasa produsen lain untuk memasok hampir seluruh perangkat.

Apple bekerja sama dengan suplier semisal Foxconn Technology Group dan Japan Display. Kebutuhan memproduksi teknologi layar canggih sangat krusial di tengah tren konsumen yang menyukai layar semakin lebar.

Akhir November 2015 lalu, Apple mulai menjual iPad Pro versi teranyar berukuran 12,9 inci. Ini merupakan tablet terbesar yang diproduksi Apple. Diversifikasi produk ini untuk mengurangi ketergantungan Apple pada produk iPhone yang selama ini menyumbang dua pertiga dari total pendapatan Apple.

Selain mengembangkan teknologi layar, Apple juga mengembangkan teknologi di dalam atawa jeroan smartphone, semisal sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Belum lama ini, Apple mengakuisisi Perceptio yang memiliki teknologi artificial intelligence. Apple juga baru saja membeli startup asal Inggris yang memiliki software sistem kecerdasan buatan pada smartphone.

Pendiri Perceptio adalah Nicolas Pinto dan Zak Stone, peneliti yang mengembangkan sistem pendeteksi gambar.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie