KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana perusahaan kabel fiber optic PT Communication Cable Sytems Indonesia (CCSI) untuk meraih pendanaan di pasar modal, mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah analis. Sebagai informasi CCSI merupakan produsen kabel fiber optic di Indonesia yang sudah beroperasi sejak tahun 1996. Analis Bina Artha Sekuritas Nafan Aji mengatakan apresiasinya terhadap perusahaan tersebut tak lepas dari perkembangan digitalisasi. Hal itu praktis meningkatkan
demand terhadap infrastruktur penunjang telekomunikasi. “Literasi pasar terkait dengan penggunaan smartphone dan internet menunjang industri ini,” kata Nafan, Selasa (28/5). Nafan mengatakan tujuan penggunaan dana IPO juga relatif menarik lantaran akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Sekitar 93% dari dana penawaran perdana atau
initial public offering (IPO) itu akan digunakan untuk belanja modal.
Sebagai informasi, CCSI sedang membutuhkan dana tersebut untuk mengeksekusi rencana pengembangan proyek fiber optic
submarine cable (FO
submarine). Sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja ketika proyek tersebut sudah beroperasi. Nafan mengatakan, kisaran penawaran pada saat IPO di level Rp 250 juga menarik lantaran fundamental perusahaan, terutama pendapatan serta laba, ia nilai cukup kuat. Untuk pendapatan pada tahun 2018 lalu, CCSI meraup sebesar Rp 445 miliar. Jumlah itu naik hampir dua kali lipat mengingat di tahun 2017 pendapatan perusahaan sebesar Rp 256 miliar. Pertumbuhan pendapatan itu diiringi dengan pertumbuhan labanya. Pada tahun 2018 laba usaha CCSI tercatat sebesar Rp 72 miliar. Jumlah itu naik lebih dari dua kali lipat ditahun sebelumnya, dimana laba usaha tercatat sebesar Rp 31 miliar. Sedangkan untuk laba tahun berjalan CCSI di tahun 2018 juga naik dari Rp 20 miliar di tahun buku 2017 menjadi Rp 35 miliar per 31 Desember 2018. “Rencana perusahaan untuk membagikan dividen sebesar 20% dari setiap laba bersih tahun berjalan juga oke. Meskipun baru bisa dieksekusi untuk tahun buku 2021,” tambahnya. Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony juga mengatakan hal serupa. “Pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur komunikasi. Terbukti dengan masih berlanjutnya proyek Palapa Ring,” kata Chris kepada Kontan.co.id. CCSI merupakan salah satu pemasok kabel laut serat optik, kabel darat dan pipa HDPE untuk mega proyek Palapa Ring yang merupakan proyek pembangunan serat optik dengan panjang 36.000 kilometer yang terbentang di seluruh Indonesia. Saat ini, pemerintah terus melanjutkan proyek tersebut, terkhusus di Indonesia bagian Timur. Untuk kawasan tersebut, atau area Palapa Ring-Timur, pemerintah akan membangun sejauh 4.450 kilometer yang terdiri dari
sub-marine cable sejauh 3.850 kilometer dan
land cable sepanjang 600 kilometer. Dari segi persaingan, Chris juga melihat CCSI sebagai salah satu pemimpin dalam industri tersebut. “Kalau dilihat dari portofolionya, hampir semua perusahaan telekomunikasi menggunakan jasa CCSI sebagai penyedia fiber optik,” kata Chris. Berdasarkan dokumen penawaran awal yang diterima Kontan.co.id, ada lima
provider telekomunikasi besar yang berlangganan dengan CCSI untuk penyediaan kabel optik diantaranya seperti Telkom Indonesia (TLKM) dan anak perusahaannya Telkomsel, Indosat Ooredoo (ISAT), XL Axiata (EXCL) dan juga Smartfren.
Perseroan Jawatan Kereta Api Indonesia (PJKAI) dan juga Angkasa Pura juga tercatat sebagai pelanggan perusahaan ini. “Apalagi sekarang semua sudah mengandalkan fiber optik. Sehingga saya pikir CCSI tidak terlalu kesulitan menghadapi kompetisi,” tambahnya. Sebagai tambahan informasi, berdasarkan materi presentasi
bookbundling yang diterima Kontan.co.id, harga penawaran saham CCSI sepanjang masa penawaran awal berada di kisaran Rp 246-Rp 350. Perusahaan itu rencananya akan resmi melantai di bursa 18 Juni 2019. Rencananya perusahaan ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 200 juta saham baru. Dari situ perusahaan memperkirakan dapat meraup dana segar sebesar Rp 49,2 miliar-Rp 70 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi